Jakarta.
Senja POV.
Akhirnya semua pikiran buruk ku kejadian, apa benar Bumi dengan teganya melakukan hal gila itu, aku melihat dengan jelas luka lebam yang bahkan sudah menghitam, itu artinya dilakukan berulang kali bukan?.
Rasa bersalahku semakin menggebu-gebu, dulu seharusnya gak sekalipun aku biarin Bumi ngelakuin hal gila ini, karena bakal nyakitin orang lain.
Apa lagi aku denger Tasya nangis, baru kali ini aku denger cewe arogan kayak Tasya semenyedihkan itu.
Aku harus cari cara untuk pergi ke London tanpa Elang ikut.
Masalahnya sekarang adalah, aku punya dua anak kecil, walaupun Elang bisa mengurus mereka, tapi tetap aja namanya naluri seorang Ibu yang sudah ku bangun dari lama tak bisa membiarkan anak-anak dengan orang lain begitu saja.
"Aish pokoknya dua bulan dari sekarang gue harus ketemu Tasya"
Aku memutar otak ku, demi Tuhan ini cukup membuatku kebingungan, tapi ya mau gimana lagi, toh kalau aku diam akan semakin lama masalah ini untuk selesai.
"Tante Hanin"