London.
Tak ada yang berubah, Bumi juga sudah pergi dari dua jam yang lalu, bahkan ini baru jam 8 malam, seharusnya kan dia besok bisa pergi, tapi kenapa harus cepat seperti ini.
Namun itu bukan masalahnya, dia kembali mengecheck email yang Senja berikan sebagai balasan untuknya, tak ada makian, tulisan itu terkesan biasa saja.
Ada hal yang ingin sekali Tasya tanyakan, perkara perasaan gadis itu kepada Bumi walaupun dia tau kalau Senja tak akan mungkin menghianati Elang.
"Senja"
Berbekal nomor yang Senja berikan kepadanya, Tasya menghubungi gadis itu.
"Sya" suara Senja terdengar kaget.
Wajah babak belur Tasya menghiasi layar gawai Senja, dia memekik khawatir, entah apa yang terjadi dengan dengan Tasya.
"Astaga Sya lo kenapa?"
"Lo seneng kan?" Suara Tasya mendadak dingin, sontak membuat Senja kebingungan.
"Maksud lo?"
"Lo udah tau kalau gue yang aniaya lo kan?, dan selamat Sen, gue udah dapetin karmanya."