Chereads / The Liberators / Chapter 20 - Kembalinya Kakek itu

Chapter 20 - Kembalinya Kakek itu

Lalu ia juga menduga dengan kuat walaupun pola dari semua topeng mereka sepertinya sangat acak, tapi semuanya memiliki bulatan ditengah dahinya, lebih tepatnya ditengah glabela mereka.

Jadi itu pasti memiliki makna tersendiri mengapa semua topeng yang terlihat memiliki pola yang sangat acak bisa memiliki tanda yang sama disemua topeng mereka.

Dan yang terakhir adalah tubuh robot yang dia ketahui dari pengantin bom bunuh diri yang hampir menewaskan banyak polisi disaat penjemputan walikota beberapa waktu lalu.

Entah mereka sengaja mengirim robot agar tidak mengorbankan nyawa para anggota, entah itu memang rahasia dari teknologi mereka, yang diketahui saat ini mereka pasti memiliki teknologi yang cukup hebat sehingga bisa membuat robot itu bisa sangat serupa dengan manusia.

Jika teknologi sekaliber itu yang mereka miliki, tentu itu adalah kekuatana yanag sangat jauh di atas kemampuan maanusia saat ini.

Robot robot yang diciptakan oleh manusia hanya berfungsi sebagai alat bantu untuk kepentingan kepentingan Industri ataupun pribadi.

Sedangkan mereka, mereka sudah meemiliki robot yang siap untuk membantu mereka dalam pertempuraan. Tapi, muncul pertanyaan di benak Lachlan setelah menganalisa semua informasi yang dimilikinya.

Jika orang orang bertopeng itu memiliki teknologi yang melampaui kecanggihannya dari manusia, lalu dari mana mereka bisa menciptakan alat secanggih itu.

"Bagaimana mungkin mereka menciptakan alat yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan alat yang diciptakan para polisi dan organisasi internasional, aku pernah membaca kalau organisasi internasional berhasil menciptakan robot dengan kecerdasan buatan untuk menangani markas besar.

Dia diberi tugas untuk mengontrol pesawat pesawat tanpa awak yang siap meluncur jika terjadi pertempuran. Namun tubuh fisiknya masih sangat lemah bahkan sulit untuk berduel dengan manusia yang bahkan tidak berlatih beladiri. Namun mereka, mereka menugaskan robot milik mereka yang sudah benar benar serupa dengan manusia untuk meledakkan dirinya sendiri.

Dari segi tugas saja mereka berdua sudah memiliki kesenjangan yang sulit untuk dibandingkan, organisasi kenegaraan internasional menciptakan sebuah robot canggih dan menjaganya dimarkas dan diberi tugas di tempat paling aman,

Sedangkan para perampok itu memberi robot mereka tugas untuk turun langsung kemedan tempur dan meledakkan dirinya sendiri, yang artinya robot itu tidal lebih berharga bagi mereka.

Jadi bagaimana cara mereka menciptakan alat sekaliber itu, apakah mereka mengumpulkan para profesor ahli untuk menciptakan robot robot itu?

Mungkin, itu adalah alasan paling mendekati untuk saat ini. Jika mereka tidak menggunakan kepintaran banyak ahli mana mungkin mereka bisa menciptakan alat secanggih itu.

...

Tanpa sadar Lachlan yang sedang berpikir keras dalam kamarnya tertidur lelap dalam hening, dan. dalam tidurnya ia bermimpi bertemu kakek tua berjanggut dan berjubah aneh yang pernah menemuinya di rumah sakit beberapa waktu lalu.

"Mengapa kau belum memulai perjalananmu, misi mencari mereka bukanlah hal yang mudah. Kau harus segera memulainya anakku!" dengan senyum tipis dan elegan yang meningatkan pada lukisan indah, kakek itu memulai pembicaraan dalam ruang yang serba putih bercahaya ini.

"Siapa yang harus kucari, mengapa aku haus mencari mereka" bingung dengan kalimat kakek tua yang selalu masuk kedalam pikirannya tanpa permisi ini, Lachlan bertanya dengan linglung.

"Siapa mereka? Tentu mereka adalah orang seperti dirimu" tidak sedikitpun menanggalkan senyumnya yang begitu tenang, kakek itu melanjutkan setelah menyembur seteguk udara keruh "percayalah!! kau harus segera memulainya".

mendengar jawaban ambigu yang selalu dilontarkan oleh kakek berjubah aneh itu, Lachlan hampir kehilangan kesadarannya saat ini karena tidak mengeti apa yang dibicarakan kakek itu.

Jika dia memintaku mencari seseorang, setidaknya dia harus memberi tahu namanya, kan? Atau setidaknya dia memberi tahu ciri ciri orang itu dan dimana aku harus mencarinya.

Mengapa dia selalu mengatakan orang sepertiku, sepertiku apa? Maksudnya kembaranku begitu. dimana aku harus mencarinya.

Menghela napas dalam dalam Lachlan mencoba berbicara sekali lagi

"Dimana aku harus mencari orang orang seperiku itu? Apakah dia sangat mirip denganku?"

"Pahamilah kata kataku, jika kau tidak segera memulainya, semua akan terlambat dan kekuatanmu akan sia sia. Persiapkan dirimu untuk takdir yang lebih besar, karena setelah kau mengumpulkan mereka semua disisi mu, hal hal besar mungkin sedang terjadi disekitarmu. Sampai jumpa..." dengan postur yang mempertahankan wibawanya sebagai sesuatu yang tampak bijaksana kakek berjubah itu tidak mengindahkan pertanyaan Lachlan dan langsung menghilang setelah memberikan beberapa peringatan.

Disisi lain Lachlan yang mendengar kata kata yang tampak puitis dari kakek itu mengerutkan kening seakan tidak senang. Ya, memang dia tidak senang saat kakek itu mengabaikan pertanyaannya dan malah menghilang sekali lagi.

"Apakah sopan bagi orang tua seperti dia untuk datang dan pergi sesuka hati? Dia yang memberi perintah untuk mencari orang orang sepertiku tapi dia tidak memberikan petunjuk apapun.

Apa apaan ini, bagaimana caraku menemukan orang orang itu, dan apa maksudnya dengan "takdir yang besar akan menunggu dirimu" sepertinya aku merasakan ada sesuatu yang tidak baik dari kata katanya. Sepertinya kekuatan ini akan mulai membebani hidupku dimasa depan..."

Tepat saat Lachlan masih tenggelam dalam perenungana diruang yang sama sekali tidak diketahuinya ini, terdengar suara ibunya yang membawa kesadarannya kembali,

"Lachlan... Hei bangun!! sudah berapa jam kau tertidur saatnya bangun dan makan" dari luar kamar Ibu mengetuk pintu dengan sabar dan memanggil nama Lachlan berkali kali.

"Hm... Iya bu!" setelah mendengar suara sang ibu Lachlan terbangun dan meregangkan pinggang dan lengannya sebelum pergi ke meja makan untuk menyantap makan malamnya.

Sudah sekitar jam satu siang saat ia pulang dari gerai makanan siap saji bersama Ivana dan Felix, dan begitu sampai dirumah ia merasakan kelelahan dan langsung tertidur dikamarnya, dalam tidurnya ia bertemu dengan kakek berjubah aneh itu, dan percakapan mereka tidak lama, namun rasanya saat ia terbangun seperti dia sudah tidur seharian penuh.

Jadi saat ia terbangun itu sudah sedikit larut, sekitar jaam delpan malam. Dan ia sudah sangat merasakan kekosongan didalam perutnya.

Segera setelah makan malam ia membuka televisi dan memutar siaran berita agar ia bisa mengetahui bagaimana kondisi kota saat ini.

"Sejak siang tadi ibu selalu memutar berita ditelevisi agar mengetahui bagaimana keadaan kota saat ini, tapi kelihatannya belum ada siaran manapun yang berhasil mengumpulkan informasi tentang itu" melihat anaknya mengutak atik remot televisi Ibu menjelaskan.

"Jadi begitu, apakah mereka takut untuk memberikan informasi tentang perampok itu?" dengan kerutan dikeningnya Lachlan tidak bisa tidak bertanya.

Bagaiamana mungkin tidak ada siaran berita yang memberikan informasi terbaru ditengah tengah ketegangan seperti ini, bagaimana mereka bisa melewatkan kesempatan besar untuk menyajikan sesuatu yang sedang ditunggu tunggu oleh semua orang.

Padahal siaran berita selalu menjadi tempat paling cepat menyampaikan informasi, bahkan ada yang sampai menambah nambahkan informasi yang tidak ada agar menjadi lebih menarik.

Lalu mengapa sekarang seakan mereka semuanya menjadi sesuci bayi yang baru lahir, dan tidak ingin menyampaikan apapun sebelum. menerima berita konkret dari sumber yang jelas dan pasti.