Sangat sulit untuk mencari sesuatu yang sangat rahasia, yang bahkan para polisi juga tidak mengetahuinya.
'Dari mana aku harus mencari sumber informasi tentang mereka, pertama aku harus tau arti dibalik lambang yabg terukir di punggung orang itu..
Kedua, mungkin di dalam topeng topeng itu terdapat semacam mekanisme atau sejenisnya, kalau tidak, mana mungkin mereka mau menggambar pola bulatan di setiap pola topeng yang bahkan sebenarnya memiliki pola berbeda beda.
Untuk memaksakan harus ada bulatan seperti itu disetiap topeng, tidak sulit mengatakan itu artinya mereka memiliki semacam mekanisme didalam topengnya.
Argh...
Sial, bagaimana mungkin bisa serumit ini. Sejak kapan ada kelompok berandalan yang memiliki kemampuan bahkan diatas kepolisian?
Sampai sampai, sekarang pergerakan mereka sudah seperti ancaman, seakan mereka akan menginvasi kota ini. Jika mereka terus menerus merajalela dan tidak ada yang bisa menghentikannya, tinggal menunggu waktu sebelum mereka membumi hanguskan kota ini.
Aku harus bertanya ada Ivana, dia satu satunya yang berkemungkinan bisa mendapatlan informasi tentang kejadian kemarin dari ayahnya. Gumam Lachlan sambil mencubit glabellanya.
Berjalan kesudut ruangan, Lachlan meraih ponselnya yang diletakkannya tidak jauh dari meja yang tidak sengaja dipukulnya sampai membekas itu.
....
Sementara di rumah Ivana tepat saat ia pulang dari gerai makanan bersama Felix dan Lachlan.
"Mengapa jadi seperti ini, ibu pergi keluar kota dan ayah mulai jarang pulang karena menangani misi untuk penyelidikan orang orang bertopeng itu. Sementara aku harus terjebak didalam rumah karena tidak boleh keluar rumah.
Sial!
Hari ini benar benar sial! Berhari hari sudah aku mempersiapkan diri agar aku siap untuk mengikuti ujian akhir bahkan sampai mengajari kedua orang malas itu agar mereka juga siap untuk menjawab soal soal ujian.
Berhari hari mempersiapkan diri hanya untuk mengerjakan satu lembar soal lalu dipulangkan, adakah sesuatu yang lebih sia sia dari kerja kerasku kemarin.
Tapi ini sungguh tidak masuk akal, bagaimana bisa kelompok bertopeng itu menyerang dengan begitu mudah. Dimana mereka menjalankan aksi? Dikantor polisi, lalu siapa yang mereka serang? Para polisi.
Polisi! Oke, mereka bukan anak anak TK atau SD yang bisa dibohongi dengan permen. Mereka adalah kelompok yang sudah menangkap dan memenjarakan banyak pelaku kejahatan.
Memikirkan mereka akan diserang bahkan didalam sarang mereka sendiri tanpa bisa memberi perlawanan, sungguh tidak masuk akal.
Bagaimana orang orang bertopeng itu bisa memiliki kemampuan seperti itu? Jika polisi saja tidak bisa menangani mereka lalu siapa yang bisa menghentikan mereka.
Hm...
Dengan sedikit renungan akhirnya Ivana kembali dari segala hipotesis yang sedang dia pikirkan. Sepertinya dia tidak bisa terlalu memikirkannya, karena semakin ia memmikirkannya, maka akan semakin sulit ia mengambil kesimpulan karena kerumitan komposisi ceritanya.
"Baiklah, aku harus berhenti memikirkan hal itu jika tidak ingin memutihkan semua helai rambutku."
Berjalan kekamarnya, setelah bersih bersih ia memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu karena tubuhnya sudah mulai merasa kelelahan akibat berlari lari saat harus menyelamatkan diri dari invasi kelompok bertopeng di kantor polisi pagi tadi.
setelah itu Ivana langsung beristirahat dengan santai dikamarnya karena sudah kelelahan, dan saat ia terbangun langit sudah terang sekali lagi.
sebenarnya saat ia beristirahat kemarin, ia terbangun tengah malam. Namun karena melihat ponselnya tidak memiliki sinyal sama sekali dan ia tidak bisa menghubungi ayahnya, ia kembali tidur dan bangun saat pagi tiba.
Namun baru saja ia meregangkan badannya dengan malas suara terdengar dari pintu.
tok! tok! tok!
.....
Kembai ke siang tadi, sesaat setelah kelompok bertopeng pergi dari kantor polisi sang ayah 'Alison masih disibukkan dengan kekacauan yang terjadi.
"Cepat hubungi kantor pusat agar mereka mengirim pasukan elite untuk menangani masalah ini" ujar Alison dengan cepat.
Setelah asap beracun yang memungkinkan untuk membuat siapapun yang menghirupnya langsung pingsan ditempat itu menghilang, Alison langsung mempersiapkan beberapa barang dan dengan cepat ia bergegas ke mobil dinasnya.
Begitu ia sudah didalam ia segera menentukan arah para pelaku tadi melarikan diri, menekan alat komunikasi HT [1] ia bertanya kepada rekan yang bertugas memantau jalan raya di setiap sudut kota.
setelah memastikan arah kelompok bertopeng itu pergi dia langsung bergegas seorang diri pergi melacak mereka. Tanpa rasa takut ia menginjak tuas gas perlahan lahan namun itu sudah cukup untuk membuat kecepatan mobil meningkat signifikan.
Mengontrol kecepatan penuh dari dalam mobil, menghindari pengendara lain dan fokus ke arah yang sudah dikonfirmasi sebelumnya.
Setelah melewati banyak blok perumahan dan perkotaan, ia segera melihat tiga mobil melaju bersama dengan kecepatan tinggi yang sama membawa aura kejahatan mereka sehingga memaksa pengendara lain untuk menghindar dari mereka jika tidak ingin tertabrak dengan mobil itu.
Setelah melihat target, Alison langsung mengejar mereka dengsn kecepatan penuh, dan kejar kejaran dijalan rayapun tidak terhindarkan.
Menghindari banyak mobil yang berjalan searah dengan mereka, ia dengan lihai mengendalikan setir mobil agar tidak tertabrak oleh pengendara lain.
Sementara tiga mobil didepannya yang sama sekali tidak memperdulikan kendaraan yang berjalan didepan mereka, memaksa pengendara lain untuk menghindar dan ada juga beberapa mobil yang tidak sempat menghindar dan tertabrak begitu saja.
Melihat kejadian seperti itu didepan matanya Ayah Ivana tersebut tidak bisa menahan emosi, bagaimana mungkin kejahatan terjadi tepat didepan matanya namun ia tidak bisa mengatasinya.
Menekan alat komunikasi itu sekali lagi ia memerintahkan agar kantor menghubungi rumah sakit agar mengirim ambulance ke lokasi kejadian.
Agar para pengemudi yang tertabrak oleh b.a.j.i.ngan didepannya itu tidak mengalami luka serius. Setelah itu ia segera fokua lagi kedepan agar tidak kehilangan jejak dari ketiga mobil itu.
Jaraknya dengan ketiga mobil itu tidak bisa dibilang dekat, sekitar beberapa ratus meter. Maka dari itu ia tidak boleh mengalihkan perhatiannya sedikitpun kalau tidak ingin kehilangan jejak mereka.
Sudah susah payah ia melacak arah mereka melarikan diri, akan sangat memalukan jika ia bahkan tidak bisa mengejar mereka dan memberi satu pukulan kepada mereka.
Menghindar dengan tepat Alison segera memangkas jarak sedikit demi sedikit dari mobil mobil yang dikejarnya didepan. Namun tidak butuh lama bagi mereka mengembalikan jarak seperti semula.
'Sial!
Mereka terlalu cepat, bagaimana mungkin aku bisa mengejar mereka kalau begini. Aku harus menambah kecepatan.
Dengan geram ia menginjak tuas gasnya agar mobilnya melaju lebih cepat lagi namun mobil didepannya selalu berhasil mengendalikan jarak diantara mereka.
Kejar kejaran terjadi di sepanjang kota dan beberapa mobil polisi lain yang telah berjaga dipos mereka, ikut mengejar mobil yang dikejar Alison karena menunggu mereka melewati pos sehingga bisa memaksimalkan pengejaran.
Beberapa ratus meter kedepan juga sudah ada blokade dari jajaran mobil polisi untuk memberhentikan mereka bertiga namun sayang sekali ketiga mobil berhasil menghindari blokade karena mereka belok kearah jalan kecil sebelum sampai di dekat blokade yang dibuat oleh polisi.
Beberapa manuver mereka juga menggugurkan banyak mobil polisi yang dari tadi ikut mengejar mereka dan sekarang hanya menyisakan tiga mobil yang salah satunya dikendarai oleh Alison sendiri.
Setelah melewati banyak persimpangan dalam pengejaran, ketiga mobil itu tiba tiba berpencar, menuju tiga jalan berbeda beda.
1. Handie Talkie