Karina mengerjap matanya perlahan. Ia merasa jika tubuhnya terasa ditindih dengan hal yang lumayan berat.
"Kenapa berat begini?" Matanya pun akhirnya terbuka.
"Astaga! Ini tangan Tuan Ken kan?" ucap Karina dalam hati. Bisa Karina lihat dengan jelas wajah tampan Ken dari jarak sedekat ini. Tangan pria itu tengah memeluk erat pinggangya.
"Aku harus bagaimana sekarang?" Karina merasa bimbang. Ia merasa sangat haus sekali.
Ia juga dibuat semakin terkejut tatkala menyadari pakaiannya dan juga sang suami yang masih sama-sama mengenakan pakaian kerja. "Ya Tuhan! Bisa-bisanya kami tidur dalam keadaan seperti ini." Karina berujar dalam hati.
Karina ingat jika terakhir kali ia tengah menangis. Menangis karena merutuki dirinya yang tidak berdaya membantu kedua orang tuanya dari tipu muslihat sang sepupu. Ia bahkan tadi menelepon sang Mama untuk memastikan kebenaran perkataan Lisa tadi. Dan ternyata semua itu benar adanya.