Dor ….
Setelah suara tembakan terakhir. Leo tidak bisa lagi melihat Galaxy.
Pria bernama Galaxy itu menghilang layaknya jelangkung, yang datang tanpa undangan, dan menghilang tanpa diantar.
"Di mana dia? Kemana perginya pria itu? Mengapa aku harus kehilangan dia?"
Kepanikan terjadi. Leo hanya memiliki satu kesempatan untuk menangkap Galaxy, tetapi dia harus kehilangan kesempatan tersebut.
"Dasar bodoh! Mengapa aku sampai ceroboh seperti ini? Lagi pula mengapa juga tadi aku tidak langsung menembak kepalanya saja? Kenapa juga diriku harus membuang kesempatan itu? Payah."
Kesal adalah perasaan yang alami, tetapi jika penyesalan diri disebut apa? Leo tidak bisa menerima kekalahan ini.
"Aaaaa!"
Dia mengacak-acak rambutnya yang tidak panjang itu. Lalu, melampiaskan semua emosinya kepada mobil kesayangannya.
"Dasar payah!"
Bruk ….
Tendangannya bukanlah tendangan orang kampung, yang jika mengenai sebuah benda akan tampak biasa-biasa saja. Tentu yang Leo miliki berbeda.
Body mobilnya menjadi mengkerut, alias penyok. Namun, Leo tidak memperdulikannya.
Mobil seharga 600 Triliunan itu tidak masalah jika lecet. Toh, Leo juga yang memesan dan membelinya.
Leo telah masuk ke dalam mobilnya. Meski di sana masih ada mobil milik Galaxy, tetap saja Leo tidak sedikitpun menyentuhnya. Sebab mobil itu milik orang lain dan bukan milik dirinya.
Sesudah Leo pergi. Benar yang Leo duga. Galaxy memang tidak pergi jauh dari sana. Pemuda itu masih berada di sekitaran sana.
Dia bersembunyi di balik bayangan. Entah kenapa Leo tidak dapat melihatnya? Sebenarnya Galaxy benar-benar tidak pergi jauh.
"Mengapa dia tidak melihatku?" kata Galaxy heran.
Dia menampakkan diri pada seberkas cahaya yang tercipta dari lampu penerangan jalan.
"Kenapa dia pergi begitu saja, tanpa menyelesaikan pertarungan?" tuturnya penasaran.
"Aku tidak tahu, yang pasti kau selamat, kakak," kata orang lain bersuara seperti wanita.
Ya. Galaxy tidak muncul seorang diri. Dirinya mendadak ditemani oleh seorang gadis yang ayu jelita.
Gadis itu muncul entah dari mana? Apa mungkin dia sosok yang sama, yang sudah menyelamatkan Galaxy?
"Mengapa kau menatapku seperti itu?" tanya Galaxy berbalik ketus pada gadis itu.
"Sudah kuberitahu jangan bertindak seorang diri. Apa kau tidak tahu lawanmu itu seperti apa?" ketus gadis tersebut.
Ada rasa kesal di balik omelannya tersebut.
Dia memperdulikan Galaxy. Dia juga menyayangi Galaxy. Tubuhnya akan merasakan setiap sayatan luka yang ada pada diri Galaxy.
"Apakah kakak ingin, aku hidup sebatang kara di dunia ini? Menghabiskan sisa hidupku seorang diri, dan membusuk menjadi bahan makanan harimau. Kakak mau!" tambahnya kesal.
Bibirnya menyungging, menandakan dia merajuk pada Galaxy. Wajahnya membusung dan enggan menatap Galaxy. Pertanda dia sayang pada pemuda tersebut.
Jelas, sebab Galaxy baginya bukan orang asing, dan juga bukan seorang pria biasa. Hubungan mereka tidak sebatas antara dua sejoli saja. Ikatan mereka kuat, sebagai kakak dan adik.
"Astaga, adik kecilku ini. Apakah aku tega melihat adik kesayanganku menjadi santapan harimau? Ya, saja jika aku sudah mati. Barulah kau bisa menjadi santapan harimau," ujar Galaxy mengulang perkataan gadis itu.
Hahaha ….
Dan Galaxy menambahkannya dengan tertawa riang.
"Enak saja. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kau kakak kesayanganku. Tidak mungkin aku membiarkanmu mati," dengus dia serius.
Galaxy tidak bisa menampik, bahwa gadis ini sangat terobsesi kepada dirinya. Dengarkan saja kata-kata yang terucap dari bibir tebalnya.
Kemarahan seorang gadis bisa diartikan secara luas. Bisa saja dia cemburu, atau dia sangat mencintai pasangannya? Atau mungkin dia adalah adiknya?
Galaxy menarik kedua telinganya lalu berujar, "Baik."
"Baik. Maaf."
"Maaf jika kakak hanya bisa terus-menerus membuatmu cemas. Kakak tidak akan mengulangi hal sebodoh itu lagi," kata Galaxy sungguh-sungguh.
"Benarkah? Aku tidak melihat ketulusan dari kakak," ujar gadis itu membalas.
Meledek dan menggoda Galaxy, lalu timbul kedekatan di antara keduanya.
Dia yang merajuk dan membuang pandangannya, jelas gadis itu benar-benar sayang pada Galaxy.
"Apa yang harus aku perbuat, demi untuk membuatmu senang? Setidaknya maafkan diriku yang payah ini," ungkap Galaxy membujuk.
Si cantik jelita itu berbalik, "Kau memang payah. Payah, payah, payah."
Terhitung tiga kali dia mengejek Galaxy dan memanggilnya dengan sebutan payah.
Meskipun demikian, Galaxy tidak memiliki dendam kepada wanita yang tinggi tubuhnya masih di bawah dirinya.
"Belikan aku pizza," ungkapnya singkat.
"Apa? Pizza?" Galaxy mengulang kata terakhir dari permintaan gadis itu.
Wajahnya cenderung condong ke depan. Dia ingin tertawa, tetapi Galaxy harus menahannya. Atau gedung berapi akan mengeluarkan lahar panasnya.
"Ya. Aku ingin makan pizza malam ini," tuturnya.
Galaxy tidak pakai pikir panjang lagi, "Boleh. Pizza yang ada di restoran biasa. Mau?"
Gadis itu langsung mengiyakan. Dia menganggukkan kepala menandakan bahwa dirinya setuju.
"Ayo!" Tangan gadis itu ditarik tanpa aba-aba, sampai dia tersentak.
"Pelan-pelan kakak."
Tidak ada kata pelan dalam kamus keseharian Galaxy. Semuanya harus cepat, cepat dan cepat.
"Kakak akan mengajakku kemana?" kata gadis itu pada Galaxy.
"Tentu restoran favorit kita," balas Galaxy dengan terus menggenggam pergelangan tangan gadis yang menyebut dirinya sebagai kakak.
"Mengapa tidak naik mobil saja." Sopantab gadis itu berkata. Galaxy tertegun untuk sejenak.
Dalam benarnya dia juga berpikir, "Mengapa aku sampai lupa," pekiknya dalam hati.
Kepalanya bergoyang kiri dan kanan. Sedangkan gadis itu memandang dirinya, seraya menggerakkan kedua alis matanya.
Hehehe.
Galaxy hanya bisa menunjukan giginya yang berjajar rapi, dan membuat senyuman lebar yang terlihat agak terpaksa.
"Ayo!" ajaknya kembali.
"Kau akan membawaku kemana?" tanya gadis itu kesal.
"Kita akan naik mobil untuk sampai di restoran-nya. Paham," jelas Galaxy demikian.
Sudah capek-capek mereka berjalan, tetapi akhirnya harus kembali ke titik awal. Sebab Galaxy lupa, bahwa dirinya datang dengan mengendarai mobil.
Gadis yang sedang bersama dengannya hanya bisa menepuk jidat saja.
"Wajah boleh ganteng. Isi dompet boleh tebal, tetapi orangnya pelupa. Mobil saja sampai lupa, apalagi pacar sendiri," katanya yang terdengar menyindir.
"Apa katamu?" tanya Galaxy.
Telinganya berdengung, seakan-akan ada yang sedang membicarakan hal buruk tentang dirinya.
"Tidak. Aku tidak berkata apa-apa. Sejak tadi aku diam. Kakak saja yang terlalu sensitif," balas gadis itu.
Selalu saja ada alasan dari Stevi Anjali Putri.
Ya, gadis itu bernama Stevi Anjali Putri. Sudah tahu pastinya sosok Stevi ini sebelumnya.
Gadis dengan rupa ayu, yang berprofesi sebagai pramugari di salah satu maskapai yang ada di Indonesia.
Sempat satu pesawat dengan Leo serta Sky. Ada hubungan apa Stevi dengan Galaxy?
Sebatas kakak beradik saja kah? Atau Stevi dan Galaxy sebenarnya ….
Stevi duduk dalam satu mobil yang sama dengan Galaxy. Mereka berdekatan, bahkan sangat dekat. Senyuman Galaxy tidak henti-hentinya dia pancarkan untuk gadis itu.
Bagaimana kisah Stevi sebenarnya?
Siapakah gadis ini di dunia nyata?
JANGAN LUPA BACA BAB SELANJUTNYA!