Chereads / lelakiku / Chapter 2 - Rasa itu ada..

Chapter 2 - Rasa itu ada..

Tak ada yang salah dengan ku. Namun, ku merasa gelisah. Hari itu benar-benar gelisah. Ponselku senyap seperti tak pernah ku gunakan.

Sebelumnya, setiap waktuku selalu berisi pesan teks dan telepon darinya. Entah mengapa hari ini tak ada kabar darinya.

"Hai, Sel.. bengong saja. " ucap Nopi teman sebangkuku.

"Hei. tak apa-apa. " (sambil nyengir)

"Tugasmu sudah selesai belum?? " tanya Nopi.

"Hmm.. sudahlah.. "

"Boleh aku lihat? "

"Ini." ku ambil buku dari dalam tasku.

"Terimakasih." sambil menggoda ku.

Lamunanku mulai kembali, tanganku mulai mencari ponselku dan mataku selalu melihat apakah ada pesan teks yang masukmasuk atau panggilan yang masuk. Namun, harapan ku hampa. Tak ada pesan teks pun yang masuk. Kecewa sudah pasti.

Hari ini tanggal 20 Oktober 2010 berlalu begitu cepat. Hari ini pun adalah jadwal TOEIC untuk kelasku. Aku harus pulang lebih lama dari hari sebelumnya. Yah, biasanya pulang pukul 15.00 untuk jadwal TOEIC aku harus pulang pukul 16.30. Belum lagi perjalanan pulang sampai rumah 30 menit. "Huft.. " keluhku dalam hati.

Setelah satu jam berlalu akhirnya, kelas ku telah berakhir. Aku segera bergegas pulang. Namun, tanganku selalu mencari ponselku dan berharap kembali ada pesan teks yang masuk.

Sesaat kemudian setelah sampai di rumah...

"ting... " bunyi ponselku

Betapa bahagianya aku saat menerimanya. "Assalamu'alaikum.. Sudah pulang kah??"

"Waalaikumsalam. Sudah. Baru saja. "

" Mandi dulu sonoh, bau aceem.. " dengan emoticon bercanda.

" Oke. " jawab ku dengan jual mahal.

Sesegera mungkin aku mandi. Dan langsung mencari ponselku. Tanpa sadar tangan ku langsung mengiriminya pesan teks. " aku sudah selesai mandi. "

Dia pun membalasnya, "Iya, sayang. Aku juga baru selesai mandi. "

"Hah,?? Sayang.??? " tanyaku

"ups.. salah ketik" katanya

Dalam hatiku pun senang membacanya. Sudah Sebulan berlalu aku chatting dengannya. Namun, sebenarnya aku tak ingin berharap lebih darinya. Karena aku masih takut untuk jatuh hati lagi.

Dulu aku pernah menaruh hati kepada laki-laki yang baik. Namun, karena sikapku yang masih anak-anak aku menyia-nyiakannya. Kemudian, dia menghilang begitu saja.

Lanjut chatting dengan Agung, seseorang yang baru ku kenal namun aku merasa nyaman. Dia orang yang humoris. Dia sesekali memanggilku dengan kata mesra. Aku tahu ini tidak benar. Maklum, usia remaja, membuat ku tersenyum sendiri setiap melihat pesan teks dari dia.

"Dik, udah sholat? " tanyanya yang selalu mengingatkan ku dengan sembahyang

"Sudah."

"Sudah makan?"

"Sudah."

"Boleh telepon nggak? "

"Boleh." betapa senangnya hatiku.

Beralih panggilan telepon..

"Assalamu'alaikum.. " dengan suara yang manis

"Waalaikumsalam.. " tak bisa menahan senyum ku

"Alhamdulillah.. bisa dengar suara nya. "

"Ih.. apaan sih, lebay"

"Beneran. "

"Masak.?? " (ya Allah, betapa centilnya aku.)

" iya, adek sayang.. "

"apa..?? coba ulangi.! "

"ups.. sorry. "

(padahal aku berharap dia mengulangi)

saking penasaran aku mulai menanyakan tentang dirinya. "Mas, boleh tanya nggak? "

"iya. boleh"

" Kamu itu sekolah dimana sih? aku tanya temenku yang satu kelas dengan Arya teman mu itu kok katanya nggak kenal sama kamu?? "

"yeee.. emang aku nggak sekolah.. " suaranya terdengar bercanda.

"Sumpah. Aku penasaran tau. "

"Emang aku nggak sekolah. Aku sekarang kerja"

"Owh.. gitu ya. emang kerja dimana?? " aku semakin penasaran

"Aku kerja dibidang pertanian. "

"owh.. "

Dalam hatiku bergumam, hah..?? jadi lebih tua dari aku dong..??

Tak sadar sudah satu jam kita ngobrol lewat telepon. Kita membicarakan banyak hal tentang masing-masing diri kita. Setelah menutup teleponnya, aku pun bertanya-tanya. Mungkinkah aku menyukai nya??

Aku sudah terlanjur terbiasa akan keberadaannya meski sebatas lewat Chatting.

Sudah tiga purnama kita berhubungan lewat chatting dan telepon. Namun, aku belum sekalipun menemuinya.. Semakin mengenalnya, semakin aku merasa nyaman ada seseorang seperti kakak dan teman sekaligus. Meski terbesit semoga saja dia jatuh hati kepadaku.

Mungkin orang mengira kita sudah menjalin hubungan, namun di antara aku dan dia masih belum benar-benar mengungkapkan perasaan kita.

Waktu cepat berlalu.

Dan..

Suatu ketika, entah karena kesibukan masing-masing, ada masa dimana aku tak pernah sekali pun chatting atau pun telepon. Tak ada pesan teks masuk sekali pun. Mungkin sudah satu bulan ini. Anehnya lagi aku tak merasa kesepian. Aku menganggap itu hal wajar ketika seseorang tiba-tiba datang dan juga tiba-tiba pergi begitu saja.

Atau mungkin karena...

Waktu itu, ada teman kakakku tiba-tiba datang ke rumah. Seorang laki-laki yang tiba-tiba mengetuk pintu tanpa ada undangan. Entahlah, tak ada angin tak ada hujan muncul begitu saja.

"Assalamu'alaikum.. " sapa dia

"Waalaikumsalam.. " jawabku

"Kak, ada temenmu yang nyari tuh.. " sambil berpaling dari dia

Kakakku keluar dari kamarnya dan menyapa nya.

"oh.. kamu. ada apa? " kakak ku bicara

"nggak ada apa-apa. cuma mau mampir" (membawa oleh-oleh)

Setelah ngobrol sebentar, ternyata dia..

"Gini Bro, gue mau ketemu sama adik loe" tiba-tiba dia ucapkan

"Hlah.. ada urusan apa? " kakakku kaget

"Ada urusan sedikit. " desaknya.

"Sel..sel... " kakakku memanggilku

"iya.kak." menuju ke luar

Kakakku tiba-tiba masuk, dan aku pun bingung.

Namun, dia segera menyapa ku.

"hei.. " ucapnya dengan senyuman manis.

"hei.. " ku balas dengan senyuman sedikit bingung.

" aku kemarin minta nomor telepon mu. tapi sama Maulana(kakakku) nggak dikasih. "

"terus.?? " masih kayak orang bodoh

"ya. aku minta nomor kamu. berapa nomornya? "

"+6289689.... " spontan saja ku jawab dan masih bengong akunya

"sini, ngobrol dulu"

"owh.. iya" sambil duduk berhadapan, di teras rumah. "Kamu kesini ngapain? ogt mau ketemu aku?? "

"ya pengen ketemu kamu aja" jawabannya

Dia Agus, rumahnya dekat rumah nenekku, nggak jauh dari rumahku. Keluarga kita sama-sama kenal, karena orang jaman dahulu menyebutnya masih kerabat keluarga tapi jaaauuhh sekali.

Karena dia teman kakakku dulu waktu sekolah, ya aku sih santai saja. Seperti ngobrol sama teman sendiri.

Tak terasa malam semakin larut, dan dia pun pamitan pulang.

Lima menit kemudian ponselku berdering.

"siapa ini?? " nomor baru lagi..?? tanya hatiku..