Sudah sekian hari, Axton mendapatkan kabar bahwa Ameera telah membuka mata. Namun, belum sekalipun dirinya menjenguk atau sekadar mengintip diam-diam kondisi istrinya tersebut. Rasa bersalah dan juga niatnya untuk melepaskan sang istri memang sudah membesar, setelah sekian lama bersikap egois dan cenderung mencintai dengan cara yang kasar. Sepertinya sudah saatnya untuk merelakan kepergian wanita yang tak seharusnya terlibat dengan manusia bajingan seperti dirinya.
Setidaknya itulah yang selalu Axton pikirkan. Meski pada kenyataannya, merelakan bukanlah sesuatu yang mudah untuk ia lakukan. Sejak diadopsi oleh sang mantan pimpinan Sayap Hitam, Axton menjadi sosok yang cenderung bertekad besar. Apa pun yang ia inginkan harus terkabulkan meski akan memakai cara kotor sekalipun. Dan tentu saja termasuk wanita, salah satunya Ameera.