Sore dikala senja datang bersama dengan matahari terbenam, Hartawan yang sedang bersantai menikmati camilan ubi rebus di teras ditemani oleh kicauan burung perkutut miliknya.
Terdengar bunyi ponsel diatas meja kayu kokoh berbentuk bulat. Dilihatnya ponsel tersebut, tertera nama Jesica menghubunginya. "tumben Jesica telepon aku." Gumam Hartawan langsung mengangkat panggilan masuk tersebut
"Ya halo jes ? Tumben kamu telepon om.ada apa ?"
"Om ! papah om. Papah udah gak ada. Papah meninggal om." Jawab Jesica dari sebrang sana dengan suara terbata sesenggukan.
"Apa ? Bagas meninggal ? Innalillahi wa innailaihi rojiun." Hartawan selaku sahabatnya kaget bagai tersambar petir mengetahui jika sahabatnya telah tiada.
Mendengar kabar burung jika sahabat terbaiknya pulang kepada sang illahi, Hartawan tidak kuat membendung kesedihannya. Ia pun menitihkan air mata mengingat akan kenangan mereka masa muda dahulu. Ia tidak menyangka bahwa sahabat baiknya akan meninggalkannya secepat ini.