Rama sampai ke rumah. Tentu saja seharusnya ada sang mama di sini. Katanya, wanita itu menunggu Rama pulang dengan duduk rapi di depan ambang pintu masuk. Namun, seakan dihantam hebat oleh kekecewaan, mama tirinya tak ada di sana. Mungkin wanita itu sudah lelah menunggu Rama pulang tanpa kepastian jam datang. Juga, ini hampir malam. Naik bus kota bersama Nata, mungkin akan menjadi memori yang paling unik. Bukan hanya banyak pembicaraan dan perbincangan ringan di antara keduanya layaknya anak remaja, tetapi juga ini baru pertama kalinya, ia pulang dengan berkeliling kota menggunakan bus Jakarta. Rasanya sedikit aneh, sebab Rama tak pernah mangkir dari motor gedenya.
Jika saja ia tak terlibat perkelahian tadi, mungkin motornya tak akan rusak, juga ia tak mungkin bersama dengan Nata separuh hari penuh.