Rama tersenyum miring. Suaranya berat kembali mendominasi. "Tau dari mana lo tentang itu?"
"Gak ada cara yang lebih baik gitu?" Nata kembali membuang muka. Sembari melangkah gontai ia melipat tangannya di depan perut sembari menghela nafas kasar. "Aku tuh ya, kalau lagi kesel, marah gitu lebih baik tidur kalau engga ya baca-baca novel."
Rama hanya diam. Melirik sekilas gadis yang tersenyum kecut di sampingnya. Gadis ini polos, benar-benar polos. Nata menanggapi semua yang terjadi pasal dunia dan kehidupannya, hanya sebatas masalah bak hujan gerimis di musim panas. Berharap kalau dengan melakukan hal-hal ringan akan menumbuhkan pelangi indah di atas awan. Bagi Rama, hidup tak semudah itu. Apalagi, ini adalah masa remaja. Dimana semua hal terasa begitu rawan.