Fajar menyingsing. Langkah Nata yang terkesan malas itu sebentar lagi sudah sampai di gerbang depan rumahnya. Hari ini adalah hari libur. Untung saja, jika tidak Nata akan canggung setengah mati jika bertemu dengan si berandal Rama. Ia tak tahu kalau berandal elit itu bisa se-frontal itu mengatakan bahwa ia menyukai Nata. Bukan apa-apa, meskipun nantinya itu akan terjadi--perasaan suka sama suka--tapi bukan sekarang. Saat ini Nata benar-benar belum siap.
Ia mendekati Rama bukan untuk ini, dirinya hanya terpaksa. Keadaan memaksanya untuk demikian. Apa yang bisa ia perbuat selain menurut? Tidak ada.
Gadis ber-hoodie putih bersih tanpa corak itu terhenti tepat di gerbang rumahnya. Melirik jam coklat muda yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Baru setengah jam ia meninggalkan rumah untuk membeli selai roti di minimarket dekat rumahnya. Namun, rasanya, ia sudah pergi seharian penuh.