Jason menatap putranya tak percaya, kedua tangannya berkacak pinggang juga hatinya yang bergemuruh tak karuan, telinganya terus mendengarkan dengan saksama setiap kata yang diucapkan Jeffa.
Yup, kini Jeffa tengah membicarakan hal yang seharusnya ia beritahukan pada sang ayah sejak pertama kali bertemu dengan Sean. Setidaknya hatinya sudah ikhlas dan tidak merasa terbebani lagi dengan kenyataan ini, Jeffa sudah membulatkan hatinya untuk tidak merasa iba ketika nanti melihat Emily yang harus dihukum oleh sang ayah.
"Siapa nama lelaki itu?" tanya Jason dengan nada datarnya. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa dirinya saat ini benar-benar marah, marah pada Emily yang sudah berani-beraninya melanggang peraturan kerajaan Petter ini dan tak menghargai dirinya sebagai raja di sini.
"Sean, Seanno, Yah."