"Tidak."
Kedua alis Sean mengerut, menatap heran pada sang ayah yang menolak atas ucapannya tadi. Tatapannya bertanya-tanya, namun tak dapat dipungkiri bahwa ada secuil rasa senang di dalam hatinya begitu menyadari bahwa ayahnya begitu setia pada mendiang ibunya.
"Kenapa, Yah?"
Lesmana menggelengkan kepalanya. "Ayah tidak membutuhkan lagi seorang istri, di kehidupan Ayah hanya ada kamu. Kita pasti bisa hidup berdua, tanpa adanya orang lain."
"A-Ayah masih mencintai Ibu?"
Tanpa ragu Lesmana menganggukan kepalanya cepat, "tentu saja, Sean. Walaupun Ibu sudah pergi meninggalkan Ayah cukup lama, tapi Ayah masih merasa kalau Ibu ada di sini, di hati Ayah," Lesmana mengarahkan jari telunjuknya di bagian dada.
Sean tersenyum haru, dirinya sangat terharu juga bangga pada sang ayah. Begitu setianya sang ayah pada ibunya, Sean berharap jika suatu saat nanti dirinya sudah menjadi seorang suami, bisa setia dan bertanggung jawab seperti ayahnya.
