Tak lama kemudian, makanan pun jadi hanya mie yang direbus dan juga nasi dingin. Nasi itu tadi dibawa Matteo untuk bekal, itupun tadi karena dipaksa oleh ibunya. Tadinya Matteo merasa cukup dengan persediaan beras yang dibawa.
"Sudah jadi, nih. Semuanya makan, yuk!" seru Matteo setengah berteriak.
Imam langsung melotot ke arahnya. "Jangan terlalu berisik, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Mungkin saja warga menyusul kita ke sini."
Matteo pun diam seketika. Saat itu memang bukan waktu yang tepat untuk liburan dengan bercanda ria dengan kawan-kawannya. Tidak seperti yang ia harapkan sebelumnya.
Mereka kemudian berkumpul membentuk lingkaran kecil dan makan ala kadarnya. Hanya mie rebus dan nasi yang sudah dingin. Tapi, rasanya begitu nikmat dalam cuaca dingin seperti itu. Apalagi mie yang mengepulkan asap panas.