Helin nyeletuk dengan santainya. Di saat sedang sesi makan tersebut.
"Apa, sih, Gel? Sensi banget," jawab Matteo yang tahu kalau Helin tak menyukai Claretta.
Helin sedikit kesal pada Claretta karena omongan-omongannya yang singkat dan terkesan tak ingin berteman dengan mereka. Apalagi tadi Mirna hampir menangis dibuat Claretta.
"Kalau dibelain terus kebiasaan entar ...," jawab Helin yang sepertinya belum puas menyindir Claretta.
"Sudah, sudah! Ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat dan saling menyalahkan!" tegur Imam pada mereka yang asik berdebat.
Helin hanya mendengkus kesal. Ia masih belum puas menyindir Claretta.
Selesai makan, mereka masih berdiam diri di depan tenda. Mengelilingi api unggun yang berada di hadapan mereka.
Rasa lelah dan perut yang telah diisi membuat kantuk datang lebih cepat. Satu persatu dari mereka masuk ke dalam tenda.
Claretta satu tenda bersama Helin dan Mirna. Awalnya terjadi perang dingin di antara mereka.