"Mas, aku udah siap. Ayo pergi. Perutku lapaaar!" teriak Mika dengan penuh semangat. Mika pun keluar dari kamarnya, dan berlari menghampiri Arga yang tengah duduk santai di ruang tengah.
Entah mengapa, hari ini, Mika ingin sekali makan roti untuk sarapan.
Arga tersenyum tipis. Mika terlihat cantik. Seperti biasa.
"Mau ke mana? Gue ikut!" seru Rian yang entah sejak kapan berada di belakang Arga.
"Nggak! Ganggu aja lo, lo kan harus ke kafe, sana!" sergah Arga.
"Ah iya. Gue lupa. Belakangan ini, ada aja karyawan yang sakit atau izin, agak kewalahan gue. Mi, bantuin!"
"Apaan bantu? Gak ada! Jadwal Mika libur, gak boleh diganggu! Gak usah bikin masalah, lo sama gue!" solot Arga.
Rian dan Arga saling melemparkan death glare ke satu sama lain, hingga Mika berdiri di tengah-tengah keduanya dan menyadarkan Arga.
"Sampai kapan kita akan berdiri di sini? Aku lapar, Mas!" rengek Mika.