Mika baru saja bangun dari tidurnya. Ia kini sudah bisa tidur nyenyak karena sudah tidak tinggal di rumah mertuanya lagi.
Tinggal bersama mertuanya itu sangat merepotkan. Dirinya harus tidur paling akhir, dan bangun paling pagi, untuk membuatkan kopi papa mertuanya, juga Arga. Well, bukan masalah membuatkan kopinya. Tapi ia harus bangun lebih pagi dari mama mertuanya, jika tidak, wanita tua itu akan terus mengomel, dan mengata-ngatainya.
Mika beranjak turun dari kasur, hendak pergi ke dapur mengambil minum, akan tetapi, saat ia membuka pintu, ia sangat terkejut, melihat begitu banyak bucket bunga mawar tergeletak di lantai.
Mika pun berjongkok untuk mengambil salah satu bucket bunga tersebut, dan mengambil sepucuk surat yang terselip di sana.
"Maaf, gue gak ada maksud buat nikah lagi, sumpah! Gue cuma mau nakut-nakutin Jeri doang! Jangan marah ya!" Mika membaca surat itu dengan pelan.
"Halah kadal!" maki Mika sambil membanting surat itu ke lantai.
