Chereads / CEO Tampan VS Gadis Manja / Chapter 20 - Ulang Tahun Mika

Chapter 20 - Ulang Tahun Mika

Mika tersenyum ke arah cermin. Ia merasa penampilannya cukup baik, ia tidak perlu khawatir akan mempermalukan dirinya sendiri di depan Arga nantinya.

Dengan white short dress, sepatu berhak rendah, dan bedak yang ia sapukan tipis di wajahnya, Mika keluar dari kamarnya. Ia keluar dari rumah, dan mendapatkan taxi online untuk mengantarnya ke tempat yang Arga pilih.

Supir pribadinya tengah cuti karena harus merawat keluarganya yang sakit, dan gadis itu terlalu malas untuk menyetir sendiri, oleh karena itu ia lebih memilih memesan taxi online.

Di sepanjang perjalanan, Mika disibukkan dengan debaran jantungnya yang menggila. Ia mencoba berbagai macam cara untuk menetralkan debaran jantungnya. Namun rasa gugup itu telah menguasainya.

Ini gila.

Mika masih betah berlama-lama di dalam mobil meski telah sampai di tempat tujuan.

"Kakak mau kencan ya, Kak? Mau permen? Siapa tahu bisa membantu Kakak untuk rilleks!" supir taxi yang ternyata masih cukup muda itu mengulurkan tangan, dan menyodorkan sebuah permen rasa mint ke arahnya.

Mika menerima permen tersebut dan memakannya. Ia masih sangat gugup, tapi tidak mungkin baginya untuk terus berada di dalam mobil. Arga pasti sedang menunggunya di dalam sana.

Gadis itu menghela napas panjang dan membulatkan tekatnya untuk menemui Arga.

Ia memegang erat tali sling bag dan juga tali paper bag yang ia bawa. Dengan langkah pelan, ia memasuki kafe, lalu naik ke atas tangga sesuai instruksi dari Arga sebelumnya.

Mika tersenyum lebar mengagumi keindahan rooftop yang telah disulap menjadi taman bunga dengan sebuah meja di tengah-tengahnya.

Ia terkekeh pelan melihat lilin-lilin hias di dalam gelas yang menyala dengan syahdunya.

"Kenapa berdiri saja? Ayo duduk!"

Deg!

Jantungnya terasa berhenti berdetak seketika, saat suara berat Arga terdengar dari belakang tubuhnya. Cukup dekat hingga membuat Mika gemetar saking gugupnya.

Ini pertama kalinya, Mika merasa gugup berada di dekat Arga.

"Duduk Mi," ucap Arga pelan.

Namun Mika masih tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya. Ia masih mematung dengan debaran jantung yang mulai terasa tidak masuk di akal.

"Ayo!" ucap Arga sekali lagi.

Arga meraih tangan Mika, dan menggandeng gadis itu menuju meja yang sudah ia hias sedemikian rupa.

Mika menggigit bibir bawahnya saat melihat punggung Arga yang kini berada di hadapannya.

Arga menarik sebuah kursi dan mempersilakan Mika untuk duduk.

Mereka sudah duduk berhadapan sekarang. Saling menatap dalam diam, dan disibukkan dengan kegugupan masing-masing.

"Selamat ulang tahun, Mika." Arga tersenyum hangat ke arah Mika, membuat gadis itu otomatis ikut tersenyum ke arahnya.

"Terima kasih," ucap Mika pelan.

"Hei, kamu kenapa? Kamu kelihatan lebih pendiem dari biasanya?!" tanya Arga kebingungan.

Mika sendiri hanya tersenyum sambil menggeleng pelan.

"Aku terlalu senang hingga kehilangan kata-kata. Ini pertama kalinya seorang pria mengajakku candle light dinner seperti ini." jawab Mika dengan pipi yang bersemu merah.

Arga terkekeh pelan. Sungguh, ia lega karena Mika menyukainya.

"Benar juga, kamu pasti kehilangan kata-kata melihat betapa romantisnya saya!" Arga menggoda gadis itu.

Mika tertawa renyah. Yah, meski apa yang Arga lakukan ini sedikit kuno, tapi Mika akui, ini semua sangat manis.

"Bagaimana pendapat kamu?" Arga menatap lurus ke manik mata Mika.

Mika tersenyum, dan mencoba memberanikan diri menatap kembali mata Arga.

"Not bad! Bunganya cantik, lilinnya harum, dan bintang di atas sangat banyak!" ucap Mika tanpa ragu.

Arga tersenyum lebar, ia menyukai sisi Mika yang selalu berterus terang seperti ini.

"Oh iya, ini!" Arga memberikan sebuah kotak yang sudah ia bungkus kertas kado dengan cukup rapi.

"Mas nggak perlu repot-repot seperti ini. Tapi terima kasih." Mika menerima kado tersebut dengan senyuman lebar.

Arga mengangguk pelan.

"Ah iya, aku juga membawa sesuatu!" ucap Mika sambil meletakkan paper bag yang sedari tadi ia tenteng di dekat Arga.

"Dasar aneh! Kan kamu yang ulang tahun, kenapa kamu menyiapkan sesuatu seperti ini?"

"Sebagai ucapan terima kasih karena Mas sudah mau repot-repot merayakan ulang tahunku!" jawab Mika dengan semangatnya.

Arga menggeleng pelan. Ia tidak tahu hal itu bisa begitu berarti untuk gadis di hadapannya itu.

Mika menatap ke sekeliling. Senyuman tak pernah pudar dari wajah cantiknya. Gadis itu begitu mengagumi dekorasi Rooftop ini. Sangat indah, apalagi ia bisa melihat langsung bintang di atas langit.

"Maaf karena saya nggak bawa kue, saya lupa." Arga berujar pelan.

"Santai aja, aku udah dapat tiga kue tart hari ini. Sungguh, kalau Mas membawanya lagi, aku rasa aku akan benar-benar mual."

"Syukurlah."

Tak lama mereka mengobrol, dua orang pelayan datang membawakan makanan juga minuman.

"Mas," panggil Mika.

"Hum?"

"Kenapa Mas nggak pernah memposting foto Mas di media sosial? Aku benar-benar kesal saat mencari foto Mas, dan nggak menemukannya!"

Arga tersenyum tipis, ia lalu menggeleng pelan.

"Saya nggak suka foto. Kamu tahu? Rasanya geli melihat foto saya sendiri di layar handphone."

Mika terkekeh pelan.

"Geli? Serius, Mas aneh! Padahal, Mas itu ganteng!"

"Pikirkan apa pun yang kamu mau! Memang begitulah keadaannya. Saya benar-benar geli melihat wajah saya sendiri di layar!"

"Baiklah, meski alasannya sungguh aneh, tapi aku bisa menerimanya."

"Kalau kamu mau, kamu bisa menyimpan foto saya untuk kamu sendiri!"

"Boleh?" pekik Mika dengan semangatnya.

Arga mengangguk pelan.

"Kalau foto berdua? Boleh?" tanya Mika antusias.

Arga kembali mengangguk pelan.

Mika tidak mau membuang waktu lagi, ia langsung mengeluarkan handphone dari sling bagnya, dan meminta Arga mendekat agar ia bisa mengambil foto mereka berdua.

"Hasilnya bagus, aku kelihatan cantik di sini." gumam Mika.

"Kita kelihatan cocok. Kamu cantik, saya ganteng!"

Mika tertawa mendengar betapa narsis Arga saat ini. Tapi, apa yang ia ucapkan memang tidak salah. Ia cukup tampan.

Mereka lalu mengobrol santai sambil makan hidangan yang ada di meja.

Tanpa Mika duga, Arga sangat menyenangkan, ia selalu bisa membuat gadis itu tertawa. Gadis itu benar-benar tidak bisa menjaga image-nya di depan Arga karena pria itu benar-benar membuatnya merasa nyaman.

Arga melepas jaketnya dan memberikannya kepada Mika.

"Sudah mulai dingin, mau masuk ke dalam saja?" tawar Arga.

Mika langsung menggeleng cepat. Ia sangat menyukai tempat ini. Bahkan jika ia harus kedinginan di sini, ia bersedia.

"Kalau begitu pakai jaket saya."

"Wah, Mas, sikap Mas ini semanis om-om di sinetron yang biasa ibuku lihat di televisi, dulu! Om-om genit yang sedang berusah menjerat calon-calon pelakor!" celetuk Mika.

Arga tertawa keras. Sangat keras hingga membuat Mika terkejut.

"Kamu menyamakan saya dengan om-om yang suka selingkuh? Astaga, kamu ya, Mika!"

Mika langsung tersenyum lebar.

"Om-om di sinetron itu suka melepas jasnya dan memakaikannya kepada selingkuhan mereka! Biar so sweet katanya!"

Arga kembali tertawa keras. Ia tidak habis pikir, bagaimana Mika bisa teringat sinetron istri yang teraniaya seperti itu.

"Kamu kebanyakan menonton sinetron! Jangan melihat sesuatu seperti itu lagi! Kalau ada waktu, kamu bisa belajar saja!"