Hari ini adalah terakhir Rara di Korea setelah ia memutuskan sendiri untuk extend stay demi Jin He. Rara mulai packing semua barang-barangnya plus belanjaannya selama di Korea. Ia menatapi dirinya di depan cermin dengan puas. Ia merasa cantik sekali setelah operasi Dr. Jin He Sukses. Ditambah lagi, kini ia memiliki dua orang yang tergila-gila padanya, Gunawan dan Jin He. Ia melebarkan senyumnya, puas! Ia merasa semua yang di inginkannya sudah berada di genggamannya. Dan ia tahu betul tidak semua wanita seberuntung dia.
Karena Rara memutuskan untuk extend di Korea, akhirnya iapun harus kembali re-arrange kepulangannya ke Indonesia, termasuk airport transfernya dari hotel. Rara mendengus, seharusnya kalau sudah jadi ratu, Rara tak perlu lagi melakukan hal macam ini. Rara selayaknya sudah memiliki orang yang melakukan semua ini untuknya, sehingga ia tak perlu lagi repot begini.
Rara yang penuh akal bulus itupun akhirnya ingat, ia bisa dengan mudah memanfaatkan fasilitas perusahaan. Buat apa ada manager area di Korea, kalau tidak bisa dimanfaatkan untuk kepentingannya? Toh hampir semua manager di Indonesia tunduk padanya. Dengan koneksi besarnya, ia tak pernah repot mengurusi hal-hal macam ini sebelumnya.
Rarapun kemudian mendial nomor telepon pribadi Vincent, manager area Korea. Setelah mendapatkan informasi nomor selular Vincent dari ground staff, ia mencoba menghubungi Vincent.
Rara tak pernah bertemu dengan manager yang satu ini sebelumnya. Jadi ia tidak tahu seperti apa si Vincent ini orangnya. Telepon Rara tersambung dan mendengar suara nada tunggu. Telepon tidak dijawab. Rara kembali mencobanya, telepon tersambung dengan baik, namun Rara kembali menunggu agak lama, ia pun mulai kesal dan baru saja hendak memaki, suara di seberang sana sudah menjawabnya, teleponnya akhirnya diangkat oleh Vincent,
"Good morning, this is Vincent" sahut Vincent dari seberang sana.
"Hello, Hi, Vincent! This is me, Rara from Indonesia, I'm the senior stewardess in TA. You may call and check Indonesia main office to confirm. They all know me. Look, Vincent, I need an airport transfer from my hotel today before lunch, I believe there would be no hustle for you to arrange it for me, right?" Rara nyerocos tanpa henti.
Vincent pun bingung, siapa ini pagi-pagi udah nyuruh nyuruh.
"Excuse me Madam, what's on earth you could think that I would do that for you? I never had any information about any regional meeting has been held in Korea recently, so I believe your presence here has nothing to do with the company business. So, I'm sorry, I don't think I can arrange anything for you," sahut Vincent ketus.
Rara melongo, baru kali ini ada manager area yang berani-beraninya menolak permintaannya.
"Vincent, do you even have any idea about who I am?" tanya Rara menantang.
"Yes, you're just clearly say you are only a senior stewardess and if you have no idea who I am, now I'm telling you, I'm the area manager here. So I would like to remind you that the area manager has no obligation to arrange all the personal stuff of the "only" senior stewardess." Vincent lagi-lagi menantang Rara kali ini dengan menekankan kata kata "only senior stewardess" seakan menegaskan pada Rara bahwa posisi Rara baginya tak ada pentingnya.
Rara makin belingsatan kesal sampai ubun-ubun.
"Hey, you listen to me. I am a senior stewardess but I'm not only a senior stewardess yah, I can also put you to the lowest division if I want to, so stop making a joke, cause I mean it." Ancam Rara mulai panas.
"Of course you mean it. You are the mean girl anyway. Everybody knows. I know even better about who you are, for your information. You are that slut who's making an affair with Gunawan, right? I'm sorry bitch, I think this call should be done here. I'm not in the mood talking with a bitch like you right now. Maybe you can call the ground staff to re-arrange your appointment with me on my next available schedule. But if it's still available….hahahahahaha." Kali ini Vincent benar-benar telah menghujam Rara dengan makiannya. Bahkan suara tertawanya saja yang bak suara mak lampir itu seakan ikut menusuk-nusuk jantung Rara.
Dengan level kekesalannya yang sudah memuncak, Rara menghubungi Gunawan untuk mengadukan tentang Vincent.
"Daddyyyyy…pecat itu si Vincent, Manager area yang di Korea!!"
Gunawan kaget mendengar suara Rara di telepon yang tiba-tiba saja naik sampai tujuh octav itu.
"Ada apa sayangku, cintaku, kok telepon bukannya sayang-sayangan malah marah-marah?" tanya Gunawan lembut.
"Itu lho manager area yang di Korea, si Vincent banci itu! Ihhhhh…keselll…masa dia berani nolak permintaan aku untuk arrange airport transfer hari ini. Kalau gak di jemput aku gak pulang nih. Kamu mau nahan kangen terus sama aku?" Rara malah mengancam Gunawan.
Gunawan pun belingsatan, tentu saja ia sudah tak tahan menanti kedatangan kekasih hatinya itu.
"Jangan dong sayang, ya sudah, biar aku yang urus airport transfer kamu dari hotel sana ke bandara. Kalau perlu sampai kamu depan mejaku, aku yang atur semua. Dan masalah si Vincent itu, serahkan saja padaku juga. Kamu jangan stress cinta, nanti cantiknya hilang lho."
Rara pun kegirangan mendengar jawaban Gunawan. Dia tahu semua nya akan beres dengan kesaktian cintanya pada Gunawan.
Tak berapa lama, suara bel hotel Rara berbunyi. Rarapun membukakan pintu, seorang pria yang menutup wajahnya dengan parcel kue korea mematung disana. Rara bingung siapa gerangan itu. Perlahan wajahnya menyembul di sela-sela parcel sambil tersenyum namun juga ada bersit ketakutan diwajahnya yang super glowing.
"Madam, this is me, Vincent. Please accept my apology for being supper rude earlier with you on the phone. I didn't mean to do it. It was my friend who's making me to do so. They were talking about you really bad. Actually, in my deepest heart, I didn't trust that at all. Because I know, you are actually an angel. Please madam…don't take it personally, I brought you this Korean stuff in beautiful bouquet as beautiful as you" Vincent bertutur sambil matanya berkaca-kaca, merengek pengampunan pada Rara.
Rarapun tersenyum puas mendapatinya. "Ok, maybe I will consider to forgive you. But you should arrange my airport transfer now, cause I have no more time." Sahut Rara membuat Vincent sumringah telah di beri kesempatan, lelaki feminine itupun sekonyong-konyong koder, hampir bersujud dan mencium tangan Rara untuk berterimakasih.
Rara pun risih tapi tetap mendongakkan wajahnya menunjukan kepuasan. Lalu ia pun membiarkan Vincent membawakan semua barang-barangnya ke mobil untuk bergegas ke bandara dan kembali ke Indonesia. "Madam, if you really has consider to accept my apology, could you please also tell Gunawan do not transfer me to the lowest level because of my biggest mistake I've just done to you. Please Madam, I don't know how will I supposed to live without my skincare, it so expensive, Madam…please, please, please…" Rengek Vincent lagi kali ini sambil menghujam-hujamkan kakinya ke lantai, membuat Rara benar-benar tidak tahan melihatnya dan akhirnya mengiyakan permintaan Vincent. Vincent pun tersenyum bahagia.