Tatjana dan Dion sedang menunggu kedatangan Alvin di kantor mereka. Kerja detektif swasta yang mereka pakai sangat bagus dan memuaskan. Kali ini Tatjana meminta Alvin menyelidiki Gunawan dan sepak terjangnya di TA. Untuk menjatuhkan Gunawan setidaknya Tatjana butuh informasi. Sakit hati yang terlalu dalam membuat ia tega melakukan semua ini.
"Sayang, kamu yakin mendengar semua tentang papimu? Aku rasa kamu ga perlu sampai sejauh ini." Dion mengingatkan Tatjana karena ia tak mau sang kekasih terluka menerima kenyataan yang akan disampaikan Alvin.
Dion sendiri sedikit banyak tahu tentang Gunawan dari Alvin. Dion geleng-geleng kepala karena calon mertuanya tak punya hati dan perasaan.
"Aku sanggup Dion. Kamu jangan menggoyahkan tekadku. Papi sudah kelewatan dan banyak menzalimi orang. Kami yang jelas-jelas anaknya dia dan mami tega disakiti apalagi orang lain. Aku harus menghentikan papi," kata Tatjana mantap.
Untuk kali ini Tatjana tidak akan mundur menghadapi Gunawan. Sudah terlalu banyak kejahatan yang Gunawan lakukan.
Alvin yang mereka tunggu akhirnya datang. Alvin diantar oleh salah seorang sekretaris mereka untuk bicara di ruangan CEO.
"Maaf Pak, Bu saya datang terlambat." Alvin meminta maaf karena datang terlambat. Ban mobilnya bocor sehingga Alvin harus ganti ban.
"Tidak apa-apa yang penting anda datang Pak. Anda mau minum apa Pak Alvin?" Tatjana menawarkan Alvin minuman.
"Tidak perlu Bu. Kita langsung saja membahas hasil investigasi kami. Tapi saran saya kuatkan mental anda setelah tahu kenyataan ini karena saya ini menyangkut orang tua anda. Semarah-marahnya anda dengan Pak Gunawan. Dia tetap ayah anda. Darah lebih kental daripada air." Alvin terlihat ragu-ragu untuk bicara. Alvin bingung mau memulai dari mana. Terlalu banyak kejahatan yang dilakukan Gunawan.
"Jangan basa-basi Pak. Anda tidak perlu ragu menyampaikan hasil penyelidikan anda," kata Tatjana dengan wajah datar.
Alvin berdehem dan mengatur napas,"Ayah anda berselingkuh semenjak beliau jadi pilot. Ayah anda orang kuat karena banyak pejabat negara yang membacking beliau. Beliau pernah melakukan pemerkosaan brutal pada seorang pramugari hingga pramugari itu mengalami depresi dan dirawat di rumah sakit jiwa hingga sekarang. Pramugari itu bernama Tika" Alvin memperlihatkan bukti-bukti pemerkosaan Gunawan dari rekaman CCTV, foto tempat kejadian dan hasil medis kondisi Tika. Banyak pejabat yang membacking Gunawan kasus ini senyap.
Tatjana menahan napas dan air matanya meleleh begitu saja. Gunawan bukan manusia dan lebih layak disebut binatang. Tatjana menyesal dilahirkan dari benih laki-laki binatang seperti Gunawan. Tubuh Tatjana gemetar dan menggigil. Tampangnya bak dihantam badai. Air matanya terus mengalir tiada henti. Sesekali Tatjana menyeka air matanya.
"Tatjana aku sudah memperingatkan kamu. Jangan kamu lanjutkan penyelidikan ini. Semakin kamu tahu kamu akan semakin sakit." Dion mengingatkan Tatjana. Lelaki itu menyentuh pundak Tatjana.
Tatjana menepis tangan Dion dari bahunya,"Lanjutkan Pak Alvin."
Dion melirik Alvin seraya menggelengkan kepalanya. Alvin dilema. Satu sisi Tatjana ingin mengetahui semua hasil penyelidikannya. Disisi lain Dion tak ingin Alvin mengatakan semuanya karena tak ingin Tatjana semakin terluka.
Tatjana menoleh ke belakang. Ia menangkap basah Dion mengode Alvin agar tidak bicara.
"Dion, kamu jangan melarang Alvin bicara. Aku ingin tahu semuanya. Aku membayar Alvin untuk mencari tahu semuanya dan biarkan aku tahu." Tatjana bicara dengan nada tinggi dan tak bersahabat. Untung saja ruangan mereka kedap suara sehingga tak ada mendengar nada tinggi Tatjana.
Dion terpaksa mengalah dan membiarkan Tatjana mendengar semuanya. Dion hanya tak mau Tatjana semakin terluka.
"Alvin bicaralah," titah Tatjana dengan suara parau. "Kecelakaan pesawat Titanium Air dengan nomor
penerbangan TA-310 sepuluh tahun lalu bukan karena cuaca tapi human error. Pesawat itu baru saja di beli dari Rusia dan pesawat itu sebenarnya tidak layak terbang. Pesawat jenis Air bus itu pesawat bekas pakai yang sudah dimuseumkan. Ayah anda terlibat dalam pembelian pesawat itu karena beliau sudah jadi direktur TA semenjak sepuluh tahun lalu. Kecelakaan pesawat itu menewaskan 215 penumpang yang terdiri dari 200 dewasa, 5 orang anak-anak, 5 orang awak kabin dan 5 orang bayi. Ayah anda tahu pesawat itu tidak layak terbang tapi nekat membelinya karena mendapatkan fee yang sangat besar. Fee itu juga yang diberikan ayah anda untuk menutup mulut KNKT hingga memberikan pernyataan ke publik seolah-olah kecelakaan pesawat karena cuaca. Mereka bersekongkol menutupi kenyataan ini dari publik dan keluarga penumpang." Alvin memberikan bukti-bukti hasil penyelidikannya pada Tatjana. Bukti yang diberikan Alvin tidak terbantahkan.
Tatjana semakin menggigil dan gemetar. Wajahnya pucat dengan mata merah menahan tangis. Mulutnya tak sanggup untuk berkata-kata. Kejahatan papi lebih kejam dari dugaannya. Menghilangkan nyawa ratusan penumpang dan Gunawan masih bebas hingga sekarang. Tatjana mengepalkan tangannya. Gunawan harus mendapat hukuman! Tekadnya sudah bulat.
Tatjana shock dan tak mampu berdiri. Terbuat dari apa hati Gunawan hingga setega itu. Dia tidak hanya membunuh satu orang tapi dua ratus lima belas orang. Tatjana masih sulit menerima kenyataan. Gunawan, ayah yang selalu ia banggakan dan kagumi merupakan setan berwajah manusia. Demi pundi-pundi rupiah rela mengorbankan ratusan nyawa orang.
"Anda baik-baik saja Bu?" Alvin menanyakan kondisi Tatjana. Terlihat sekali Tatjana terpukul dengan informasi yang ia berikan.
"Jika begitu saya pamit dulu Bu," kata Alvin tak enak hati. Ia bangkit dari tempat duduknya.
"Anda belum boleh pergi sebelum menyampaikan semua hasil penyelidikan anda. Bukankah anda bilang ada beberapa informasi tentang papi saya? Anda baru menyampaikan dua informasi. Cepat katakan semuanya!" Titah Tatjana otoriter. Alvin kembali duduk di sofa.
"Tatjana." Dion memanggil dengan lembut.
"Besok saja dilanjutkan. Kamu masih shock dan terguncang." Dion menasehati sang kekasih lemah lembut.
"Aku sudah terlanjur tahu semuanya. Silakan bicara Alvin!" Titah Tatjana memanggil Alvin tanpa embel-embel 'Pak'.
"Anda yakin Bu?" Tanya Alvin ragu-ragu.
"Terlalu banyak kejahatan yang dilakukan Pak Gunawan. Pak Gunawan terlalu kuat dan banyak yang membacking."Alvin mengambil napas dan melanjutkan ceritanya.
"Pak Gunawan juga terlibat dalam pembunuhan wartawan senior yang mengetahui cerita dibalik kecelakaan TA-310. Pak Gunawan banyak melakukan korupsi di TA. Keadaan TA selalu merugi tapi gaji dan bonus komisaris, direksi, dan pegawainya besar dan ayah anda sering melakukan penyelundupan barang-barang mewah."
Kali ini Tatjana berusaha tegar dan tak bereaksi seperti tadi. Ia menghela napasnya. Mengambil air di meja dan meminumnya. Tatjana berusaha mengontrol perasaannya. Ia merilekskan pikirannya. Ternyata papi benar-benar biadab dan tak bisa dimaafkan. Apa salah dan dosa mami hingga menikah dengan orang brengsek seperti Gunawan?
"Laporan saya sudah selesai Bu. Saya kembali dulu." "Tunggu dulu." Tatjana mencegah kepergian Alvin. "Setelah kamu tahu semua ini. Apa yang akan kamu lakukan Tatjana?" Dion buka suara. Ia khawatir dengan kondisi sang kekasih.
"Papi harus mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Aku sebagai anak sangat malu dengan kelakuan papi. Kebenaran harus diungkap walau itu menyakitkan," kata Tatjana tanpa ragu.
Tatjana semakin menggigil dan gemetar. Wajahnya pucat dengan mata merah karena menahan tangis. Mulutnya tak sanggup untuk berkata-kata. Kejahatan papi lebih kejam dari dugaannya. Menghilangkan nyawa ratusan penumpang dan Gunawan masih bebas hingga sekarang. Tatjana mengepalkan tangannya. Gunawan harus mendapat hukuman! Tekad Tatjana sudah bulat.