Chereads / EGOIST (21+) / Chapter 3 - Bab 3.

Chapter 3 - Bab 3.

Ada yang berbeda di pagi hari, suami yang biasanya tidak peduli, berperilaku berbeda apakah ada angin apa kenapa dia begitu peduli? Suaminya pulang lebih awal pada siang hari tiba-tiba dia memeluk Kyoko yang sedang sibuk menyiapkan bahan untuk makan malam nanti.

"Handa, kita masih di dapur!"

"Diam, kamu hanya boleh menurut."

"Nanti kalau ibu dan ayah pulang, mereka akan melihat kita..."

Kyoko tidak tahan dengan perlakuan suaminya, ia berusaha menuruti meski ada sedikit rasa tidak nyaman karena harus melakukannya di tempat terbuka. Dia mencari sesuatu tentang karakter seorang pria, ternyata apa yang dia pelajari dari sebuah situs internet tidak berbohong yang menyebutkan betapa dinginnya sikap pria dalam hubungan intim.

Dia tidak pernah membayangkan bahwa akan ada saatnya dia akan mencium suaminya di dapur yang seharusnya menjadi tema memasak? Statusnya sebagai seorang istri mendorongnya untuk tidak menolak dan mengembalikan semua yang diinginkan suaminya. Dia merasa dirinya berbeda ketika mereka berdua berciuman semakin tak terkendali diikuti oleh suara yang berkecamuk.

"Handa, sayang sekali kita harus berhenti," kata Kyoko.

"Jangan protes."

Celemek biru terlepas dari tubuhnya, suaminya menelusuri lehernya dengan lembut. Kyoko meremas rambut suaminya untuk membuatnya berhenti tapi dia tidak bisa menghentikannya secara paksa karena takutnya nanti Handa tidak akan menyukai tindakannya. Tak lama kemudian mereka berhenti karena mereka menyadari bahwa orang tuanya telah kembali. Kyoko melihat ekspresi wajah Handa yang menunjukkan bahwa dia sedang kesal.

Keesokan harinya ketika waktu malam hari, Handa mengajak Kyoko keluar untuk pertama kalinya, mereka keluar selain urusan keluarga dan liburan. Dress panjang biru navy sampai lutut, lengan sampai siku. Wanita cantik itu kini bersama seorang pria tampan yang tak lain adalah suaminya.

Dia mengikuti warna setelan jas suaminya, dia berpikir itu akan cocok meskipun dia tampak menutup diri karena warnanya tidak mencolok. Riasan tipis dan lipstik tipis membuat wajahnya terlihat natural dan cantik.

Handa, yang serius mengemudikan mobil, sesaat memperhatikan Kyoko dalam diam. Siapa sangka dia sudah akan terpesona dengan istri yang sebelumnya dia abaikan, Tabe Handa mulai berpikir dia harus move on dari Sakurai Minami.

"Mau kemana kamu hari ini? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan."

"Aku ingin pergi ke tempat karaoke."

Sebuah pertanyaan yang begitu kaku namun menegangkan, Kyoko menjawab singkat meski gugup dia berpikir mungkin ini yang sering dikatakan orang-orang saat berkencan, padahal sudah sangat terlambat karena biasanya dilakukan oleh pasangan yang masih berpacaran.

Handa terdiam saat Kyoko bernyanyi sendirian, dia memperhatikan Kyoko dengan seksama sampai ada bunyi gedebuk kecil di dadanya. Dia melihat betapa lucunya istrinya ketika dia bernyanyi.

Bersandar di sofa oranye yang dilakukan Handa, dan terus-menerus melihat lekuk tubuh istrinya membuat pikirannya tidak dapat terkendali. Kyoko yang sedang menikmati karaoke sambil berdiri, tiba-tiba berbalik, dia menyadari bahwa tatapan mata suaminya ke arah yang tidak seharusnya. Kyoko meletakkan Mic di sebelah botol bir yang masih tertutup rapat. Handa mengangkat alis kirinya ketika Kyoko mulai mendekat dan sedikit menekan tubuhnya dan mencium bibirnya. Handa terkejut dengan ketidaksadarannya yang tiba-tiba.

"Kamu mau minum?"

"Ya."

Sebotol bir dituangkan ke dalam gelas, suasana hati Tabe Handa semakin panas. Sang istri yang biasanya terlihat polos dan pendiam mulai mencoba menggodanya, Handa meneguk minumannya lalu menatap Kyoko yang selama ini menatapnya. Mereka terbawa sampai mereka memilih untuk berciuman. Handa menyadari ada yang salah dengan Kyoko yang tidak seperti biasanya. Dia membalas ciuman itu dengan penuh gairah.

Untungnya di ruangan itu tidak ada CCTV, jadi lebih bebas dan panas. Kyoko berpikir bahwa menggoda Handa untuk melakukan hal seperti itu adalah salah, niatnya adalah untuk membuat suaminya lebih memperhatikannya, dia mengambil inisiatif terlebih dahulu dan berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saatnya menjadi wanita genit untuk merayu suami yang datar dan tanpa emosi.

Kyoko, yang belum pernah minum alkohol sebelumnya, minum dua bir. Handa membulatkan matanya, dia tidak menyangka istrinya akan bertindak begitu liar sehingga dia ingin membuatnya mendesah sekeras mungkin.

Adegan yang seharusnya semakin liar itu terhenti ketika nada dering ponsel milik Handa terdengar, di layar tertulis dengan nama 'Sakurai Minami.' Samar-samar terdengar suara wanita dari ponsel saat Handa menjawab telepon. Kyoko hanya duduk diam di sebelah Handa yang lebih fokus menjawab panggilan dari wanita lain. Kyoko meraih ponsel Handa, dan berkata, "tolong jangan ganggu suamiku, dia sedang sibuk!"

"Kyoko!"

"Apa!"

Tatapan Kyoko yang penuh emosi menunjukkan padanya tanpa ragu untuk menutup telepon. Kyoko yang setengah mabuk menyimpulkan bahwa suaminya bersama wanita lain, dia tidak menyangka Handa berselingkuh.

"Aku tidak berharap kamu selingkuh!"

"Siapa yang selingkuh, dia temanku."

"Bohong!"

"Sial, dia sudah mabuk."

"Aku tidak mabuk!"

"..."

"Tidak heran waktu itu kamu lama tidak pulang, ternyata ada wanita lain di luar! Aku pikir kamu berbeda. Kamu tidak akan dekat dengan wanita lain. Kamu diam-diam suka bermain dengan wanita dan luar biasa suamiku playboy!"

"Gila."

"Hah? Gila? Kamu bilang aku gila?"

Handa menarik Kyoko pulang, wanita yang biasanya tenang ini menjadi liar tanpa alasan yang jelas karena dia mabuk. Banyak pengunjung di luar melihat mereka berdua. Kyoko masih mengomel tapi Handa dengan tenang mengabaikannya. Tidak berhenti sampai di situ saja ketika di dalam mobil, Kyoko semakin parah dan dia menangis membuat Handa pusing.

"Saat itu aku sangat khawatir kamu tidak pulang. Aku sendirian di kamar menunggumu hampir sebulan. Kamu tidak pulang meskipun aku istrimu, bukan orang asing, kamu sangat berarti bagiku, meskipun aku mencoba yang terbaik untuk menjadi istrimu."

"Aku paham."

"Paham apanya? Jika kamu paham bagaimana kamu bisa dekat dengan wanita lain. Apa aku tidak cukup untukmu, jangan bilang kamu ingin menikah lagi."

"Teck, bawel."

Tabe Handa memarkir mobilnya di tempat yang lebih sepi, dia tidak mungkin membawa pulang istrinya yang sedang mabuk dan marah tanpa arah. Penjelasan yang dibuat oleh Handa semuanya ditolak oleh Kyoko. Dia mengambil napas dalam-dalam sambil menekan pelipisnya.

Kyoko menutupi wajahnya dengan kedua tangan, dia menangis, Handa membelai rambut Kyoko, dan berharap Kyoko akan tenang. Kesimpulan yang diambil Handa karena Kyoko cemburu dan menahan semua emosinya terlalu dalam.

"Kamu sudah lebih baik?"

"Hmm..."

"Kamu sangat jujur ​​saat mabuk."

"... Sakurai Minami, siapanya kamu?"

"Hanya teman."

"Jangan berbohong!"

"Aku tidak berbohong, kamu bisa bertanya sendiri padanya."

"Mana ponselmu, aku ingin bertanya padanya."

"Ini," kata Tabe Handa, menyerahkan ponselnya.

Tabe Kyoko mendapat penjelasan dari Sakurai Minami bahwa dia dan Tabe Handa hanya berteman. Tabe Kyoko terlihat senang dan tersenyum saat mendengar penjelasannya.