Chereads / EGOIST (21+) / Chapter 4 - Bab 4. ( Sudut pandang Kyoko )

Chapter 4 - Bab 4. ( Sudut pandang Kyoko )

Hari ini aku merasa sangat senang karena dia meminta aku untuk menjadi sekretaris pribadinya. Dia mengatakan dengan ini hubungan kita akan lebih dekat dan lebih baik. Aku tidak berpikir bahwa dia memiliki sisi pengertian seperti itu. Pekerjaanku hanya mengatur jadwal kerja dan meminta laporan keuangan, dengan mudah aku penuhi karena aku cukup familiar dengan bidangnya.

Perusahaan Blue Sky sendiri sangat terkenal selain bisnis elektronik-nya dan juga memiliki hotel bintang lima sehingga pendapatannya cukup besar. Gedung perusahaan memiliki ketinggian 300 meter, 60 lantai dan lantai bawah tanah 4 lantai. Semua orang di perusahaan sangat menghormatinya. Aku yang berjalan di sampingnya, seolah-olah aku sangat jauh dari sisi manapun

Ada beberapa karyawan wanita yang saling berbisik, aku bisa menebak dengan pasti bahwa mereka sedang membicarakan keberadaanku. Hampir semua orang tahu statusku sebagai istri dari CEO muda paling sukses di Jepang. Konon suamiku sangat populer bahkan banyak wanita yang tergila-gila padanya menurutku itu wajar karena selain tampan dia juga sangat kaya. Dia membawa aku ke tempat kerjaannya, dia menjelaskan apa yang harus kulakukan. Aku tersentak saat melihat aktivitas Tabe Handa dalam sehari. Aku tidak tahu harus berkata apa selain berpikir bahwa dia berusaha sangat keras.

Handa membawaku ke Blue Sky Hotel untuk menemui Nyonya Yoshitaka Marie. Seorang wanita dewasa yang sangat cantik dan memiliki lekuk tubuh yang seksi, aku sedikit malu melihatnya. Di ruangan pribadi, mereka berbicara satu sama lain tentang bisnis dan naik turunnya pendapatan Hotel. Aku duduk di sebelah kanan Handa, aku mendengarkan dengan seksama pembicaraan mereka sampai titik tertentu.

"Istrimu sangat cantik," kata Nyonya Marie ketika melihatku.

"Hmm, dia cukup cantik," kata Handa membuatku kesal.

Suami jahat, kamu harus bilang aku sangat cantik! Aah, biarkan dia mengatakan apa pun karena aku sudah paham seperti apa karakternya sangat kejam kepada aku. Mencatat bagian terpenting dari rencana pembangunan Hotel baru dengan nama yang sama. Aku diam-diam menatap Handa yang menunjukkan senyumannya, dia begitu menebar pesona pada wanita lain.

Aku bisa bernafas lega. Aku tidak berpikir itu akan memakan waktu dua jam hanya untuk membuat rencana, aku bisa mengerti kenapa Handa tidak pulang saat itu. Aku melihat sesuatu yang mengejutkan pikiranku. Aku melihat seorang paman dengan seorang siswi SMA keluar dari pintu hotel. Di Jepang tidak melarang hal seperti itu selama tidak ada yang melaporkannya. Aku merinding saat melihat mereka keluar dari pintu.

"Apa kamu ingin mencobanya?"

"Aah, coba apanya?"

Handa berbisik, dia menjelaskan apa yang dia maksud dan jika aku mau dia akan melakukan sesuatu yang sangat menarik. Mungkin sudah takdirku memiliki suami yang tahunya hanya melakukan itu, dia benar-benar tidak melihat situasi.

Kembali di perusahaan kami berdua menghabiskan waktu hanya untuk bekerja, aku membuatkan kopi untuknya dan meletakkan cangkir kopi tidak jauh dari sisi Laptop dan berkata, "Handa, kamu minum dulu."

"Ya, terima kasih."

"Apakah tidak ada pekerjaan lagi untukku? Aku tidak nyaman hanya melihatmu bekerja sejak tadi."

"Istirahatlah, kamu masih lelah."

Memang aku merasa lelah tapi melihat dia sibuk, aku merasa lebih lelah, aku merasa dia sangat keras pada dirinya sendiri dan tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Dia menatapku dan tersenyum, dia bangkit dari tempat duduknya dan memelukku? Kenapa dia tiba-tiba jadi aneh? Hari pertama aku bekerja sangat melelahkan sehingga aku membalas dan memeluknya lebih erat.

***

Betapa terkejutnya aku ketika aku terbangun di kamarku. Aku ingat tadi malam karena aku terlalu lelah jadi tertidur dalam pelukannya karena terlalu nyaman. Masih jam 5 pagi, aku terbangun dan ketika aku melihat sekeliling aku melihat dia sedang tidur nyenyak. Tidak mungkin aku bisa tidur lagi, aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi setelah mandi aku pergi ke dapur.

Aku sempat berpikir makanan apa untuk sarapan yang meningkatkan stamina? Ketika aku membuka pintu kulkas hanya ada salmon dan bahan untuk sup. Aku memutuskan untuk membuat sup miso dan ikan panggang dari salmon-Yakizakana.

Aku butuh waktu lama, hampir satu jam untuk memasak. Untungnya, aku telah menjadikan memasak sebagai hobi, jika tidak, aku mungkin perlu lebih banyak waktu. Aku meletakkan semuanya di atas meja dan sudah waktunya untuk pergi ke kamar untuk membangunkan Handa.

Ternyata dia sudah bangun, aku pun menyapanya, "selamat pagi."

"Pagi," jawabnya.

Cara bicaranya sangat pendek, terkadang aku kesal ketika dia bertindak seperti itu, tetapi itu sudah jadi kebiasaannya, aku tidak bisa mengeluh. Aku mendorongnya untuk mandi atau dia akan mulai dengan kecabulannya yang buruk di pagi hari. Terkadang aku bertanya-tanya apa semua pria seperti suamiku selalu cabul di pagi hari? Pada akhirnya aku hanya bisa menghela nafas karena dia menarikku ke kamar mandi dan melakukan hal-hal yang memalukan untuk beberapa alasan dia yang paling bersemangat untuk melakukannya tetapi mengapa harus seperti minum obat untuk melakukan hal seperti itu tiga kali sehari.

Suami macam apa menentukan pakaian dalam untuk istrinya, dia memang punya hobi yang aneh, aku harus sabar menuruti keinginannya, kalau aku protes, akan ada ekspresi marah di wajahnya yang membuatku kesal. Aku tidak bisa mengatakan bahwa dia sekarang menyayangiku atau mencintaiku, kemungkinan yang bisa aku ambil bahwa dia sangat suka menjahiliku dengan caranya sendiri.

"Aku sedang merapikan dasimu, tolong berhenti nakal."

"Mm."

"Aih, tanganmu bisa diam tidak!"

"Tidak."

"Aahh."

Sarapan bersama keluarga sangat enak ditambah aku mendapat ucapan terima kasih dari Kazuya yang aku buatkan bekal makanan untuk sekolah. Handa memasang wajah cemberut seperti dia ingin bekal makanan juga? Tidak mungkin, dia sudah dewasa, dia tidak mungkin cemburu pada adiknya sendiri, apalagi meminta dibuatkan bekal, dia bukan siswa sekolah lagi.

Ketika di dalam mobil dia masih memiliki kerutan di wajahnya dia menatapku dan berkata, "besok buatkan aku bekal makan siang."

"Ahaha..."

Tanpa kusadari aku tertawa karena ternyata apa yang kukira salah ternyata benar ya ampun, dia lucu sekali, kan? Aku mencoba menahan tawaku tapi tidak bisa karena lucu sekali sampai dia cemburu pada hal-hal sepele sampai marah tidak jelas. Aku tersenyum tapi dia hanya menatapku heran.

"Cih."

"Ahah...maaf, besok aku akan membuatkan sesuatu yang spesial untukmu."

Dia tersenyum, aku tertawa lagi karena aku pikir dia sangat lucu, alhasil aku terkena batunya karena dia memaksaku agar kami berciuman, bagian ini menjadi sangat menjengkelkan. Dia suami yang tidak tahu malu sehingga dia tidak peduli jika sopir sudah sangat malu melihat kami, jika saja dia bukan suamiku, aku sudah menendangnya keluar dari mobil.