Chereads / Pernikahan Yang Tak Diinginkan / Chapter 9 - Sebuah Pertanyaan

Chapter 9 - Sebuah Pertanyaan

Kallista baru saja selesai mandi beberapa menit yang lalu, dan saat ini ia hanya menggunakan bathrobe dan handuk untuk menutupi rambutnya yang basah karena habis keramas.

Segera ia membuka pintu kamar mandi dan melangkah keluar. Lalu ia berjalan menuju tempat tidur. Namun dahinya langsung mengerut, saat melihat Gavin yang tidak berada di sana. Padahal tadi saat ia pergi ke kamar mandi, pria itu masih tertidur dengan nyenyak.

"Lho, Gavin ke mana?" gumamnya yang terlihat bingung dengan dahi yang mengerut.

Kemudian ia membalikkan tubuh, berjalan menuju pintu transparan yang berada tidak jauh di depannya. Lalu ia berhenti, mendorong pintu tersebut untuk membukanya dan melangkah keluar sambil memperhatikan ke sekitar untuk mencari suaminya.

"Tidak ada juga" gumamnya kembali. Karena tadi ia pikir, kalau Gavin sedang berenang di sebuah kolam berenang yang ada di sana. Tetapi ternyata malah tidak ada. "Ke mana dia? Kenapa tiba-tiba menghilang?" ucapnya yang terlihat semakin bingung dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Namun ia langsung terkejut saat ada sepasang tangan yang menutupi matanya

"Gavin?" tanyanya sambil meraba-raba tangan tersebut.

Tapi seseorang yang berdiri di belakangnya hanya terdiam, dan tetap menutupi matanya Veeka dengan tangannya.

"Gavin, ini dirimu kan?" tanyanya kembali yang mulai merasa takut, jika seseorang itu bukanlah suaminya.

Namun seseorang itu tetap terdiam dan tidak menjawabnya sedikitpun. Bahkan ia tidak menyingkirkan tangannya dari matanya Kallista.

Karena merasa penasaran dan rasa takut yang semakin menyelimuti, ia pun langsung menyingkirkan tangan itu dari matanya dan membalikkan tubuh.

"Gavin!" ucapnya yang langsung memeluk seseorang itu dan tersenyum, saat mengetahui bahwa orang tersebut memanglah Gavin.

Segera Gavin membalas pelukan istrinya dan mengukirkan senyuman.

"Kamu mengagetkanku saja" ujar Kallisra melonggarkan pelukan dan mendongak menatap Gavin. "Apakah kamu tahu? Kamu hampir membuat jantungku copot."

Tetapi Gavin malah tertawa pelan dan menarik Kallista ke dalam pelukannya. Lalu ia mengusap-usap punggungnya. "Maafkan aku sayang, karena aku sudah membuatmu terkejut" katanya.

"Aku sudah memaafkanmu" Kallista menggangguk dan melepaskan pelukannya Gavin. "Memang kamu dari mana? Dan..." ia menghentikan perkataannya dan beralih menatap tubuh suaminya yang setengah telanjang dan hanya sebuah celana pendek yang menutupi tubuh bagiah bawahnya. "Kenapa kamu telanjang dada seperti ini?" tanyanya dengan dahi yang mengerut.

"Aku habis ganti baju karena aku ingin berenang" jawab Gavin dengan senyum yang terukir di wajahnya.

"Ganti baju? Tapi kenapa tadi aku tidak melihatmu?" tanya Kallista yang mulai terlihat bingung.

"Karena setelah ganti baju aku langsung bersembunyi. Sebab aku sengaja ingin mengejutkanmu" jawab Gavin menatap Kallista yang berdiri di depannya.

"Dasar kamu ini" Kallista menghela nafas dan memutar bola mata.

Namun Gavin malah tertawa. "Ngomong-ngomong kamu sudah selesai mandi?" tanyanya dengan satu alis yang terangkat.

"Sudah" jawab Kallista mengganggukkan kepala. "Memang kenapa?"

"Tadi niatnya aku ingin mengajakmu untuk berenang bersama di kolam renang ini, sebab aku yakin hal tersebut akan membuat tubuh kita kembali terasa segar" ujar Gavin mengalihkan pandangan dan menatap kolam renang yang berada di belakangnya Kallista. "Tapi tidak jadi, karena kamu sudah mandi.

"Lalu kamu juga tidak jadi berenang?" tanya Kallista.

"Tentu saja jadi" jawab Gavin mengukirkan senyuman. Lalu ia berjalan, berdiri di sebelah Kallista dan bersiap untuk melompat ke kolam renang yang berada di depannya.

Sedangkan Kallista, ia membalikkan tubuh, menatap suaminya dari samping dengan kedua tangan yang dilipat di dada.

Byur!!!

Gavin melompat ke kolam renang, dan membuat air dari dalam sana muncrat dan mengenai Kallista yang berdiri di pinggirnya.

"Gavinnn!" pekik Kallista mengusap wajahnya yang basah karena terkena cipratan air dari kolam renang.

Tapi Gavin malah tertawa, mulai berenang dan tidak memperdulikan ucapan istrinya.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Dan saat ini Kallista dan Gavin sedang duduk di tempat tidur dan sama-sama belum merasa kantuk.

Namun sedari tadi Kallista hanya terdiam, termenung dan tidak mengeluarkan satu patah katapun.

Sebenarnya ada sesuatu yang mengganjal di hatinya dan ia ingin menanyakan pada suaminya. Tetapi ia tidak berani untuk melakukannya, karena takut jika pria itu akan berpikir yang tidak baik tentangnya.

"Sayang?"

Kallisra langsung terperanjat dan tersadar dari lamunan saat Gavin memanggil namaya. "Iya ada apa?" tanyanya, menoleh ke arah Gavin yang duduk di sebelah kirinya.

"Kenapa kamu melamun? Apakah ada sesuatu yang kamu pikirkan?" tanya Gavin yang malah berbalik tanya dan mengangkat satu alisnya.

"Tidak" Kallista menggeleng pelan, menundukkan kepala dan tersenyum tipis.

"Jika tidak ada yang kamu pikirkan, lalu kenapa kamu malah melamun?" Gavin kembali bertanya, menatap Veeka dari samping dan terlihat penasaran.

"Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu" ucap Kallista menoleh ke arah suaminya.

"Kalau begitu tanyakan saja, aku akan menjawabnya" Gavin mengganggukkan kepala dan tanpa melepaskan pandangan dari istrinya.

"Aku merasa bingung, kenapa sampai saat ini kamu tidak mau menyentuhku?" tanya Kallista dengan tatapan yang terlihat begitu serius. "Apakah kamu merasa jijik denganku? Karena aku telah tidur dengan banyak pria. Dan salah satu dari mereka telah menaruh benih di dalam rahimku."

Gavin langsung terdiam, menundukkan kepala dan tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Kallista.

"Kenapa kamu diam saja, Vin?! Tolong jawab aku!" ucap Kallista dengan nada suara yang sengaja ia tinggikan. "Jika memang benar kamu merasa jijik dan tidak mau menyentuhku, maka katakan saja!"

Dengan sedikit berat Gavin menghela nafas. "Aku sama sekali tidak merasa jijik padamu" katanya. Lalu ia menoleh ke arah Kallista dan menatapnya dengan dalam. "Dan aku tidak mau menyentuhmu bukan karena kamu telah tidur dengan banyak pria, tapi karena saat ini kamu sedang hamil. Aku takut jika hal tersebut akan membahayakan bayi yang berada di dalam kandunganmu. Maka dari itu aku menahan keinginan untuk menyentuhmu dan melakukan hubungan tersebut. Itu sebabnya mengapa sampai saat ini aku tidak memintamu untuk melakukannya."

Kallisra menghela nafas, menundukkan kepala dan tanpa berkata apa-apa. Kini ia sudah mengetahui alasan mengapa Gavin belum juga menyentuhnya, dan memintanya untuk melakukan hubungan tersebut.

"Aku minta maaf, karena sudah membuatmu berpikir seperti itu" ujar Gavin kembali menundukkan kepala. "Tapi kamu tenang saja, karena setelah kamu melahirkan nanti kita pasti akan melakukannya." ia melanjutkan, menoleh ke arah Veeka dan mengukirkan senyuman.

Namun Kallista hanya terdiam, tetap menundukkan kepala dan tanpa menjawab perkataan suaminya.

Melihat raut wajahnya Kallista membuat Gavin segera menarik wanita yang dicintainya itu ke dalam pelukannya. Lalu ia mengusap punggungnya dan tersenyum. "Sudah tidak usah dipikirkan, kita cukup menjalaninya saja. Dan sekarang ayo kita tidur, karena ini sudah malam" katanya.