Verga.
Aku perlahan kembali berjalan masuk setelah menutup pintu, melewati kedua orangtuaku yang masih sedang asik berbincang. Aku membaringkan tubuhku seraya menghela nafas berat. Aku tidak lelah, tubuhku juga tidak lelah. Hanya saja, pikiran dan perasaanku rasanya penat, gadis kecil itu yang membuatnya seperti ini, bagaimana bisa dengan mudah aku menyingkirkan segala hal tentang dia?
Aku tertawa kecil mengingat kebodohanku. Bukankah setiap orang yang mempunyai perasaan sepihak berusaha untuk melupakan perasaannya? Tapi, kenapa itu tidak terjadi padaku? Aku juga ingin melakukan itu, tetapi kenapa hati dan pikiranku selalu menginginkannya. Mereka berdua itu jahat, menyiksa pemilik tubuh ini. Pantas saja Laras menghukumnya dengan cara menyukai orang lain. Bodoh sekali.