Varo memainkan korek api dan sebatang rokok yang bertengger diantara jari-jarinya. Ini sudah sore sebentar lagi Laras mungkin akan datang. Ia berlaku sesuai dengan perkataannya, menunggu Laras dari siang hingga menjelang sore di atap. Beruntung matahari memang sedang tampak mendung, terbukti dari awan yang lebih nyaman berada disekitar matahari dan menutupinya.
Sedikit peluh keringat menghiasi keningnya, mungkin karena efek terlalu lama berdiri disana sehingga merasakan uap-uap panas dari atas. Sekarang itu bukanlah permasalahannya, ia hanya butuh penjelasan yang masuk akal dari Laras.
Suara langkah kaki perlahan menyapa indra pendengarannya, sedikit tersenyum miris setelah menyadari Laras berdiri didekatnya. Ia menoleh dan mendapatkan presensi Laras yang tengah tersenyum tulus kepadanya, senyum yang bahkan ia tidak tau kebohongan apa lagi yang bersembunyi dibaliknya.