Chereads / Promise It's a Secret / Chapter 2 - Cewek Aneh!!

Chapter 2 - Cewek Aneh!!

Pagi ini mentari terlihat masih mengintip di balik bukit, entah gue yang berangkat terlalu kepagian atau mentari itu sengaja berhenti untuk menyinari dan menemani gue. Pagi ini gue sengaja lewat jalan memutar untuk sekedar menyapa seorang yang dua minggu lalu mengaku akan menjadi sahabat gue walau apapun yang terjadi.

"Hay, Tom!"

"Eh, Rendi, Gilang tungguin gue!!, gue berangkat bareng kalian oke?!!" ucapnya seakan tadi mendengar sapaan gue dan berlari meninggalkan gue jauh di belakang.

Sudah dua minggu ini sejak kejadian Tomi di rumah rumah gue. Sekarang Tomi kelihatan banget menghindar, dia gak mau sedikitpun balas sapaan gue apalagi bercanda gurau seperti dulu. Dia lebih pilih main dan kumpul bareng teman yang lain, gue paham dia pasti malu punya temen kayak gue. Tapi gue masih bersyukur Tomi masih mau jaga rahasia tentang yang ia lihat di rumah gue, jelas gue ingat saat itu raut wajahnya berubah saat tahu hal itu.

Ah, setidaknya ia memilih tetap diam dan gak ngomong apa yang ia lihat kemaren ke semua orang.

But I know, kamu masih menyimpan sedikit simpati tentang pertemanan kita.

"Oke, pagi anak-anak. Sekarang bapak bawah seorang temen baru buat kalian, ia pindahan dari bogor," ucap Pak Sigit guru matematika yang terkenal killer di sekolah ini pada cewek yang sedang berjalan masuk dari pintu, "baiklah sekarang kamu boleh perkenalan di depan sini."

"Asyiappp, Pak," jawab cewek yang dengan perawakan sedikit blasteran eropa ini, "oke ledis en jentelmen, nama gue Hanna Yasmine panggil ajah gue Hanna gue dari sma 3 bogor dan yang paling penting gue masih singel kok, Boi," ucapnya dengan bahasa Inggris yang terdengar aneh.

Cewek yang termasuk bar-bar menurut gue, dengan rambut yang panjang namun tak terawat dan pakaian seenaknya keluar. Hanna menurut gue tipikal cewek yang gak jelas, namun satu yang menarik perhatian gue wajahnya cukup familiar di mata gue. Gue jelas ingat wajah ini dengan mata sendu namun tatapan tajam dan gigi ginsul itu persis mirip dengan almarhumah mama.

"Oh yah, Hanna cukup perkenalanya. Sekarang kamu silakan duduk di bangku kosong itu" perintah pak Sigit sembari menunjuk bangku kosong di samping Tomi.

"Yah, kenapa gak duduk di samping cowok yang pake jaket coklat itu aja, Pak?! Itukan kosong juga."

Apa? Maksud dia pakek jaket coklat itu gue? Gue wajib memastikan dulu, ada orang lain gak yang pake jaket coklat selain gue. A*jay, cuma gue yang bangkunya kosong selain Tomi dan pakai jaket coklat.

"Terserah, yang penting duduk. Bapak mau mulai pelajarannya cepat duduk!!"

"Tapi, Pak," sangga gue mengajukan tangan atas permintaan Hanna.

"Gak ada tapi-tapian, Erland. Ini sudah jam berapa sebentar lagi bel istirahat dan kita belum sedikitpun mulai pelajaran hari ini."

"Iya, Pak."

Hanna dengan santainya menuju bangku di samping gue yang ia pilih menjadi bangkunya sekarang. Gue paham kenapa dia pilih bangku ini, pasti karena bangku ini tempat yang strategis untuk sekedar bersantai karena letaknya ada di pojok belakang. Kalo itu yang ada dipikirannya jelas itu salah, karena dia pilih duduk bareng gue.

"Hay, Gue Hanna," ucap cewek bar-bar ini sembari menjulurkan tangannya ke gue.

"Iya," jawab gue singkat.

"Woy, ketus amat jawabnya. Nama lo siapa?" tanyan Hanna yang terkesan perintah saking kasarnya.

"Bisa gak jangan berisik?! Gue Erland tadikan Pak Sigit udah ngomong nama gue."

"Hahahah, iya juga yah. Maklum otak gue emang agak lemot kalau diajak mikir."

Bukannya marah dengan ucapan ketus gue seperti cewek-cewek lain Hanna malah ketawa dan gak nyangkal omongan gue, memang dasar cewek aneh.