Chereads / Promise It's a Secret / Chapter 5 - Sudah Biasa Begin

Chapter 5 - Sudah Biasa Begin

"Udah lengkap semua barang yang mau dibawa, Tuan?"

"Sepertinya sudah, Shinta... Hera ... Bryan... Caca, Sayang!? Ayo cepat 30 menit lagi pesawatnya berangkat."

"Iya Mas sebentar, aku lagi nyiapin barangnya Caca."

"Udah gak usah terlalu banyak bawah barang, kalau nanti ada yang kurang kita beli ajah di sana. Kita mau liburan ke New Zealand, Sayang bukan pindah rumah." Ucap lelaki bertubuh kekar itu dengan nada kesal.

Sabtu pagi ini sangat berisik, pasalnya orang itu bersama kedua istri dan anaknya akan pergi liburan selama satu minggu ke kota Auckland, New Zealand.

Yah, seperti biasa mereka sama sekali gak nawari gue untuk liburan bareng. Walaupun pasti gue tolak, tapi sekedar basa-basi pun gak pernah. Mereka bahkan gak pernah tulus menganggap gue bagian dari keluarga ini. It's okay, hal itu gak pernah sekalipun terlintas dipikiran gue apalagi bikin gue sedih.

Ah, kenapa Pak Totok lama banget jemput gue buat ke rumah Oma. Sumpah gue gak tahan lihat mereka di sini, kenapa mereka belum juga berangkat dan kenapa juga Pak Totok bisa selama ini datangnya. Sungguh gue enek liat keharmonisan keluarga ini sekarang.

"Erland, Mami sama Papi, Bunda Hera dan adik-adik udah mau berangkat ke bandara. Kamu hati-hati yah di rumah, See you Next week, Sayang." Ucap Tante Shinta sembari mendorong kopernya ke luar.

Tante Shinta adalah salah satu istri dari Hadi Wijaya Kusuma, Ayah biologis gue. Selain Tante Shinta, Tante Hera juga merupakan istrinya yang ke tiga. Sebenarnya ada satu lagi istri dari pria itu, namanya Arumi sekarang ia sudah menjadi almarhumah. Yah, Tante Arumi gak mampu bertahan karena permainannya gak mulus dan terlalu mudah terbaca oleh Oma.

Tante Arumi adalah bentuk nyata dari  peraturan yang di buat oleh Oma, siapapun yang menyakiti gue sebagai cucunya akan Oma singkirkan. Kesalahan yang wanita itu lakukan tidak bisa dimaafkan, ia berani merencanakan pembunuhan dengan memutuskan rem mobil saat Pak Totok sedang menjemput gue.

Sekali lagi gue tekankan di sini, dulu Oma Tania Wijaya Kusuma bukanlah orang yang baik dan peduli pada orang lain. Ia terbiasa dengan bisnis yang cukup kotor, tapi sekarang gue bisa melihat sikap Oma sudah melunak dan jauh lebih baik. Mungkin karena faktor umur, ia bisa mengontrol emosinya. Sekarang  Oma bahkan mendirikan sebuah yayasan yang bergerak hampir dalam segala bidang baik kesehatan, pendidikan, bisnis dan juga politik.

Yayasan ini diberi nama Wijaya Grup bergerak dalam melayani dan melindungi rakyat kecil, dengan cara memberi fasilitas gratis dalam segala bidang yang dipegang oleh yayasan.

Terlepas dari jahat atau baiknya Oma sekarang yang pasti gimanapun Oma Tania, ia adalah orang yang paling berjasa dalam hidup gue.

Titt.... Titt

Sebuah klakson mobil terdengar begitu familiar. Yah, ini Pak Totok orang kepercayaan Oma yang disuruh untuk menjemput gue ke rumah. Akhirnya gue bisa pergi sekarang.

"Ada yang perlu dibawa, Tuan muda Erland?"

Tanya lelaki paruh baya dengan tubuh tetap kekar walaupun usianya terbilang tidak mudah ini ketika melihat gue yang hanya membawa beberapa buku di tangan.

"Gak ada, Pak. Cuma ini ajah."

"Baiklah, kita berangkat Tuan muda."

"Ya."

Setiap ke rumah Oma gue gak pernah bawah pakaian lain, karena memang hampir setengah dari pakaian gue berada di rumah Oma. Yah, rumah mewah ini hanya gue anggap kostan tempat gue pulang setelah sekolah. Waktu akhir pekan dan liburan sekolah biasanya gue habiskan bersama Oma di rumahnya di kawasan Bogor, Jawa barat. Tapi jujur hampir satu semester ini gue gak main ke rumah Oma, sangat rindu rasanya.

Dalam perjalanan terasa angin begitu kencang, pohon-pohon tampak polang-palik terbawah angin. Beberapa kendaraan bermotor tampak berhenti karena situasi cuaca yang membuat motor mereka oleng. Pak Totok juga menurunkan kecepatan mobil dalam batas normal, untuk meminimalisir goncangan dari angin.

"Kenapa cuaca seburuk ini, Pak? Apa tadi angin juga sekencang ini juga saat Bapak pergi?"

"Iya Tuan muda, hampir setiap hari dalam Minggu ini cuaca kurang baik. Kadang angin kencang, hujan deras beserta petir dan parahnya ada beberapa titik mengalami longsor dan pohon tumbang," jelas Pak Totok dengan nada serius.

"Bagaimana dengan kawasan dekat rumah Oma, apakah baik-baik saja?" Tanya gue cukup penasaran.

"Tidak usah khawatir Tuan, di daerah sana aman. Karena memang tidak ada pohon yang tingginya diatas 5 meter serta lahan kompleks juga sangat datar dan aman.

"Syukurlah."