Masa lalu bagi Pangeran Ansell adalah bagian dari dalam dirinya. Alasan mengapa dia masih sering terjangkit wabah Horrendum, karena ia kesulitan untuk melepaskan masa lalunya.
Pangeran Ansell pun tertawa. "Bodoh sekali aku. Aku masih terjebak dalam masa laluku, tetapi ... namaku saja ... aku tak mengingatnya."
Lelaki itu setengah tertawa. Bukan tawa yang menyenangkan, melainkan sebuah tawa yang miris.
Berikutnya, Pangeran Ansell memandangi bintang yang bergugusan di matanya. Lelaki itu menghela napas panjang, lalu menutup matanya.
Angin sepoi mulai menyentuh rambutnya, memberikan hawa dingin tertentu pada kulitnya. Ketenangan itu merasuk ke dalam jiwanya, sampai akhirnya lelaki itu terlelap tanpa disadari olehnya.
Dalam mimpinya, lelaki itu bertemu dengan sosok dirinya. Ya. Dia kembali mengunjungi mimpi yang sama. Sebuah lautan yang dalam dengan sinar rembulan yang terang, menjamah bagian isi lautan.
"Ansell..."
