Chereads / Addicted (IND) / Chapter 25 - 25. Ulang Tahun 1

Chapter 25 - 25. Ulang Tahun 1

"Jika tidak ada yang terjadi, kenapa kamu ke kamar ini lagi? Di mana Reiki, bukankah dia telah berjanji untuk berada di sini sampai aku kembali?"

Arghi tersenyum agar Galant mengira bahwa semuanya baik-baik saja, walaupun dia tahu Galant sudah mengira ini tidak baik. Namun, Arghi sungguh tidak ingin Galant tahu tentang percakapan apapun yang dia lakukan bersama Reiki sebelumnya. Arghi mencari alasan dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan Galant padanya dan masih berusaha untuk tidak berbohong padanya.

"Dia tidak ingin pulang sebenarnya Galant, tetapi aku menyuruhnya pulang karena sepertinya ada hal yang lebih penting untuk dia lakukan. Dia hanya tidak tahu caranya berbicara padaku."

Cengkeraman pada bahu Argi mengerat, Arghi merasakan jantungnya semakin berdebar kencang takut kalau-kalau Galant akan bertanya lebih banyak lai mengenai Reiki. Hingga tangan Galant merosot dari pundak Arghi dan dia merasakan kehilangan kehangatan di sana.

"Baik. Kita harus ke bawah, Arghi. Aku membawa roti isi keju kesukaanmu yang masih hangat." Arghi menggigit bibirnya singkat tatkala Galant telah menyadari bahwa Arghi tidak ingin membahas mengenai apa yang terjadi dengan dia dan Reiki sebelumnya. Namun, hal itulah yang menyebabkan Arghi merasa tidak nyaman. Sesuatu yang mengganjal telah berada di ujung lidahnya saat ini.

Dengan gerakan cepat tangan Arghi meraih pergelangan tangan Galant, dia harus mengatakannya, "Terlepas dari perubahan fisikmu, aku berharap kamu masih Galant yang sama."

Tidak ada tanggapan apapun yang Arghi dapatkan dari bibir Galant, jemari Arghi masih terikat erat pada pergelangan tangan Galant yang kini dia rasakan telah menjadi sedikit lebih besar dari yang Arghi ingat.

Pada akhirnya Arghi kembali melanjutkan di dalam pikirannya, 'Aku juga berharap apa yang dikatakan oleh Reiki tentangmu itu tidak benar. Jika itu terjadi, aku pastinya tidak memiliki harga diri lagi yang tersisa.'

Ketika Galant membawa Arghi yang perlahan menuruni tangga Arghi bisa mendengar gumaman rendah dari Galant di sebelahnya yang itu mungkin bermaksud untuk tidak terdengar oleh Arghi.

"Sayangnya semua memang telah berubah."

***

"Galant?" panggil Arghi pelan tidak ingin mengganggu Galant yang tengah berkutat dengan piring-piring kotor di belakangnya. Arghi menunduk berharap bisa melihat kakinya yang bergoyang-goyang kecil di lantai.

"Hm?"

Arghi menggelengkan kepalanya, tidak benar-benar ingin berbicara apapun. Dia hanya ingin duduk dan menghabiskan waktunya. Karena Arghi tidak tahu bagaimana caranya dia mengisi waktu-waktu yang dia miliki dalam kondisinya seperti ini. Arghi ingin menjelajah rumah ini ke setiap sudutnya untuk menghafal dan membuatnya terbiasa dengan itu. Namun, tampaknya itu tidak sesuai dengan apa yang Galant pikirkan. Galant melarangnya dengan alasan tersandung sesuatu ataupun hal-hal yang membahayakannya, maka Arghi diam dan menurutinya.

Suara denting-denting halus dari piring dan gelas yang dibersihkan menjadi pengisi suara di antara keheningan yang tercipta di antara mereka berdua. Perasaan tidak enak seolah mengikat Arghi erat di kursi yang tengah dia tempati saat ini. Sejak mereka kecil hingga sebelum sampai badai yang datang di kehidupan mereka, Galant sama sekali tidak pernah datang untuk menyentuh pekerjaan-pekerjaan rumah sederhana seperti ini. Itu cukup untuk membuat Arghi terpancing untuk menyingkirkan Galant dari sana dan menggantikannya segera, bukannya hanya berdiam diri seperti ini.

"Galant, lebih baik kamu kembali untuk belajar. Aku akan menggantikanmu."Arghi telah melesat di sisi Galant untuk menggantikannya mencuci piring yang sekarang sedang Galant lakukan.

"Bagaimana bisa?" Arghi terdiam, berdiri kaku. Dia terkadang lupa dengan dirinya sendiri dan bagus bahwa Galant kembali mengingatkannya.

"Aku... Aku hanya tidak bisa membiarkan kamu melakukan ini, Galant."

Suara tawa renyah yang Arghi dapatkan kali ini, kemudian Galant berkata bersamaan dengan suara air yang mengalir. "Ini hanya mencuci piring, Arghi. Hal kecil seperti ini mengapa membuat kamu gelisah? Lebih baik kamu duduk dan aku akan bergerak cepat. Setelah itu kita akan keluar dan menghitung ikan-ikan yang ada di kolam."

Arghi mendengus sambil tersenyum, tetapi dia tidak beranjak dari tempatnya berdiri melainkan berbalik dan bersandar di sana sambil menunggu Galant selesai.

Hari ini juga seharusnya Arghi mencatat dalam sejarah, di mana Galant membujuk Arghi untuk membiarkan dia mencoba memasak sesuatu untuk makan malam mereka barusan. Walaupun Arghi sepenuhnya tidak setuju akan itu dan terus berusaha untuk membujuk Galant agar mereka cukup memesan makanan saja di luar. Namun, Galant adalah seseorang yang keras kepala dan Arghi tidak dapat berbuat banyak.

Dia terkejut bahwa makanan yang dibuat Galant tidaklah buruk untuk seseorang yang baru pertama kalinya menyentuh alat-alat masak dan kebingungan untuk membedakan di mana wadah yang berisi gula dan juga garam. Pastanya tidak buruk, semua itu instan.

Galant sekarang telah remaja hanya beberapa tahun lebih muda dari Arghi. Beberapa tahun lebih muda...

"Astaga Galant, aku melupakanya!" Arghi berdiri tegak seketika ketika ingatan melintas di dalam kepalanya.

"Ada apa Arghi?"

Arghi membuka mulutnya untuk dia tutup kembali, Galant telah meraih kedua bahu Arghi, merasakan rasa dingin dan basah dari tangan Galant merembes ke kaus rumahannya sampai menyentuh kulit Arghi.

"Mengapa kamu tidak mengatakan jika hari ini kamu berulang tahun, Galant?" tanya Arghi ketika dia melupakan hari yang sangat penting bagi Galant ini sekarang.

"Hah? Ulang tahun?"