Chereads / HELLO GHOST / Chapter 6 - 6

Chapter 6 - 6

"Aku benar-benar bodoh," lirih Agnes dengan air mata berlinangnya.

Di lantai bawah, Gisela sampai syok dengan apa yang di katakan oleh David yang memperingati dirinya dan Roy.

"Kalian berdua bakal kena karma," ucap David yang pamit dengan tidak hormatnya.

Setelah David pergi, Gisela berjalan mondar mandir tidak kaluan.

Sedangkan Roy tidak percaya anak yang di kandung oleh Agnes adalah anaknya. Roy berapa kali memperkoki Agnes bertemu dengan salah satu ojol yang sering antar gofood dan mengantar Agnes pulang.

"Paling-paling anak haram dari ojol itu," ucap Roy yang yakin dengan apa yang ia pikirkan.

Gisela yang mempunyai rencana jahat, setelah mendengar apa yang di katakan oleh Roy. Ia langsung menghasut Roy agar bisa bergerak sesuai perintahnya tanpa sengaja.

"Wah bisa gawat jika sampai Rose tahu dan ia bakal sangat sedih. Kan dia tidak mau ada adik dulu," ucap Gisela secara spontan.

Roy terdiam membatu.

"Apa kata para awak media, jika mereka tahu kau menikahi wanita yang tidak baik-baik dan hamil anak orang lain. Bisa-bisa ayah ibu mertua akan stress dan Rose akan tertekan dengan pemberitaan yang berkepanjangan yang tiada akhir dengan bumbu para pengadu domba," jelas Gisela yang dengan pikiran jahatnya.

Roy menyentuh dagunya sembari berpikir apa yang di katakan oleh mantan istrinya memang benar apa adanya. Namanya akan tercoreng lagi dan lebih parah daripada kesalahan yang di lakukan oleh istri pertamanya yang memutuskan cerai karena mengejar karier. Sedangkan dengan Agnes berbeda dengan status dan kedudukan seperti Gisela dan permasalahan juga beda.

"Aku akan menceraikannya secara diam-diam," ucap Roy tanpa perasaan dan kata tersebut keluar mendadak.

"Kapan?" tanya Gisela yang tidak sabaran.

Mata Roy melihat ke arah Gisela dengan banyak pertanyaan yang tertuju padanya sejak tadi. Salah satunya, kenapa Gisela seolah ikut campur dalam kehidupannya, padahal mereka sudah bercerai setahun lalu.

"Maksudku, lebih cepat maka lebih baik. kamu liat para awak media di luar, Takutnya Agnes memanfaatkan kesempatan dengan menggunakan mereka untuk membuat berita palsu soal kehamilannya. Lalu kita akan di kejar wartawan dan menjadi bahan cibiran masyarat," jelas Gisela untuk menghilangkan kecurigaan Roy padanya.

Roy kembali berpikir, apa yang di katakan oleh Gisela ada benarnya juga. Maka ia harus secepatnya menceraikan Agnes, tapi bagaimana caranya. Agar tidak tercium oleh para awak media.

Pembicaraan Gisela dan Roy sudah terdengar oleh Anna.

Anna langsung ke arah dapur, untuk menghilangkan jejak dirinya yang menguping pembicaraan keduanya barusan secara diam-diam.

Dengan cara diam-diam, Anna mengirim pesan kepada Gisela untuk segera pergi dari rumahnya. dengan membawa para wartawan untuk pergi dari sini. Karena ia punya acara untuk mengusir Agnes dan memutar balikkan fakta untuk membuat Agnes tidak bisa memanfaatkan para awak media nantinya. Jika perceraian Roy dan Agnes tercium oleh awak media secara mendadak nantinya.

Agnes yang setuju dengan ide ibu mertuanya, bersiap-siap pergi dari rumah Roy.

"Mas, aku pulang dulu. aku harap masalah kalian bisa selesaikan dengan kepala dingin dan jangan sampai melukai hati Rose," alasan Gisela dengan sikap perhatiannya yang berlebihan.

"Baiklah, memang lebih baik kau pulang dulu. Daripada menambah permasalahan di sini!" balas Roy yang kembali acuh tak acuh dengan sikapnya.

Setelah Gisela pulang. Anna menghampiri putranya yang kelihat gelisah.

"Ada apa? Apa kamu ada masalah?" tanya Anna dengan suara perhatiannya. Ia merangkul Roy untuk duduk bersama-sama untuk membicarakan masalah yang di hadapi oleh Roy.

Tanpa sengaja, Roy menceritakan semuanya kepada ibunya.

"Alangkah baiknya, kamu berpura-pura perhatian dulu. Setelah itu ceraikan dia, saat kau memperkoki wanita kampung itu sedang bersama simpanannya!" ide Anna yang ada maksud jahat di dalam kalimatnya.

Roy berpikir apa yang di katakan oleh ibunya ada benarnya, tapi entah kenapa ia merasakan ada keraguan besar di dalam hatinya soal anak yang di kandung oleh Agnes.

Roy tetiba ingat dengan resep obat yang ia lempar ke wajah David barusan. Dengan diam-diam tanpa membangunkan Agnes yang sedang tidur. Roy mengambil kertas tersebut untuk pergi ke apotik yang dekat rumah untuk membeli resep obat tersebut. Setelah mendapatkan obatnya, Roy kembali ke rumah yang sudah sepi wartawan. Karena Gisela langsung memasang status otw ke bali. Tentu saja para awak media mengejar Gisela ke bali.

Di rumah, Roy berjalan dengan gaya malas ke dalam kamarnya. Saat masuk ke dalam kamar, ia melihat Agnes sedang sudah bangun.

"Aku beli obat untukmu," ucap Roy yang menyerahkan satu kantong putih berisi obat.

Agnes melirik Roy dengan malas, ia curiga dengan obat di dalam kantong. Sehingga tidak ia sentuh sama sekali. Hal ini membuat Roy meradang.

"Kau ini tidak tahu terima kasih, aku berbaik hati pergi ke apotik untuk memberikan kau obat. Malah seperti ini reaksimu," cibir Roy yang lempar kantong tersebut ke atas ranjang.

Planggg

Pintu di tutup dengan di banting oleh Roy.

Agnes hanya bisa menghela nafas panjang, kemudian berbaring lagi di atas ranjang. Hari ini dirinya merasa sungguh lelah. Sehingga ia memutuskan untuk tidur daripada mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Hari semakin malam, Anna semakin meradang. Karena masakkan belum di siapkan oleh Agnes sama sekali. tetiba ia memikirkan untuk memanasin Roy, agar rencananya dapat berjalan dengan cepat. daripada menunda satu demi satu hari lagi. yang bisa membuat orang curiga dan melirik perut Agnes yang semakin besar kian hari.

Anna yang sudah lapar, semakih menahan lapar. Ia tidak mau memasak sama sekali, karena takut jari dan kukunya rusak.

"Mau tidur sampai kapan ini, babu ini. Sadar oiiii….matahari sudah di atas langit," cercah Anna yang semakin meradang. Berhubungan suaminya tidak ada di rumah hari ini. Karena ada urusan mendadak di perusahan, sehingga Martin lembur kerja.

Maka Anna tidak akan segan-segan bertindak jahat pada menantu yang sangat ia benci. Menantu yang membuatnya selalu di tanya banyak orang sekitar. Karena malu mengakuinya, Anna mengatakan kepada orang-orang yang bertanya. Agnes adalah pembantu yang ia sewa untuk mengurus rumah, karena asisten rumah tangga tidak bisa kerja full time. Ada yang percaya dengan perkataan Anas dan ada yang tidak percaya.

Sesampai di dapur, Anna semakin emosi tinggi karena lapar.

"Dasar menantu tidak berguna," maki Anna yang semakin tidak bisa mengontrol emosinya.

Anna mengambil gelas dan mengisi air panas hingga penuh. Ia berjalan ke atas lantai satu untuk membangunkan Agnes. kebetulan Roy juga marah besar, karena Rose mengatakan kelaparan dan Roy melihat tidak ada masakkan di dapur, sehingga ia berlari ke lantai atas.