Tanpa Roy sadari setes air matanya jatuh ke dalam kotak tersebut. lalu Roy menutup kotaknya dengan cepat. Kemudian mengembalikan ke tempat semula dan kamar di kunci dari luar. Kini ia menepati kamar lain di lantai dua yang tidak jauh dari kamarnya yang ia huni dengan Agnes.
Di lantai satu, Gisela menghela nafas panjang. Sudah sebulan lebih, Roy tidak menunjukkan tanda-tanda akan melamarnya kembali menjadi istri. Padahal ia sudah bersusah payah menyingkirkan Agnes dan janin sialan yang akan menghadang masa depannya. Tapi ia kunjung tak mendapatkan jawaban sesuai harapannya.
"Masa pesonaku kalah sama wanita kampung?" batin Gisela meradang.
Rose yang tidak menyadari ibunya sedang murka, masih mengajak ibunya main rumah-rumahan. Ingin sekali Gisela membentak putrinya. Tapi karena dirinya masih di rumah mantan mertuanya. Gisela tidak berani melakukannya. Untuk menjaga imej sebagai menantu yang santun dan beretika seperti wanita kelas atas.
***
Ancaman David membuahkan hasil, Agnes merasa sudah baik dan cukup kuat untuk meninggalkan rumah sakit hari ini.
"Jika butuh pemeriksaan, bisa hubungi aku. Aku akan membantumu sebisa mungkin," ucap David yang menyerahkan nomor ponselnya.
Agnes menerimanya dengan diam dan memasukkan nomor ponsel David ke dalam ponselnya.
David mulai bersuara, saat melihat kewaspadaan Agnes terhadap dirinya.
"Tentu saja, akan ku kasih discon 50% dan jangan berpikir aneh-aneh. Aku tidak ada maksud apapun dengan mu. Kau hanya mantan istri sahabatku, jadi setidaknya aku bisa memberikan sedikit bantuan. Selain itu, karena profesi aku seorang dokter. Merupakan kewajiban untuk menolong orang susah," jelas David yang memang ada maksudnya tapi dalam hal lain.
"Terima kasih, saya akan mencicil utangnya. Tolong kasih saya waktu," balas Agnes yang pamit dari hadapan David.
David mengelus dagunya sebentar, ia ingin mencari bukti kecelakaan yang di alami oleh Agnes yang bisa berguna untuknya. Agar melancarkan aksi balas dendamnya secara perlahan-lahan. Tanpa di ketahui oleh keluarga Martin.
"Kedepannya akan menarik," batin David yang berjalan kembali ke dalam rumah sakit dengan segala rencana yang ada di benaknya.
Di luar, Agnes menghubungi nomor yang menyewakan apertemen murah meriah dengan sebulan seratus ribu.
Pesan Agnes langsung di balas dan di minta langsung menuju ke apertemen tersebut. Agnes yang tidak terlalu hafal kota Jakarta bagian pinggiran, langsung meminta taxi online mengantarnya dan menghabiskan biaya Rp 150.000; untuk menuju lokasi tersebut dan Agnes melihat uang di tangannya yang sisa 250rb, setelah di potong 100rb untuk membayar biaya sewa apertemen sebulan.
"Aku harus cari kerja untuk biaya kembali ke kampung," batin Agnes di dalam taxi online yang menatapi uang sisa di tangannya.
Satu jam perjalanan dari pusat jakarta menuju apertemen Pakuwono. Membuat Agnes yang baru sembuh dari lukanya. Merasa sedikit pusing, ia bergegas masuk kedalam gerbang apertemen mewah dan duduk di kursi yang di persiapkan sekuriti padanya.
Dua puluh menit menungggu, seorang pria berkulit putih menghampiri Agnes dan memperkenalkan diri sebagai Kelvin Zhong.
"Maaf membuat anda menunggu, tadi saya sedang rapat penting. Jadi tidak bisa di tinggalkan," jelas Kelvin Zhong yang langsung duduk di hadapan Agnes.
"Tidak apa, saya juga baru sampai. Jadi santai saja," balas Agnes ramah.
Mata Kelvin Zhong melirik Agnes yang tidak membawa koper atau apapun selain ponsel dan satu amplok putih yang kusuh.
"Jika bisa, saya mau menepatinya hari ini. Apakah bisa?" tanya Agnes berharap.
"Bisa saja, bayarnya belakangan saja dan siapa nama anda?" tanya Kelzin Zhong masih dengan sikap ramahnya. Karena ia yakin wanita ini akan kabur dalam satu jam saat masuk ke dalam aperteman Vlam Dracul.
"Agnes, nama saya Agnes. apa tidak apa, saya bayar belakangan?" tanya Agnes yang masih ragu dengan perkataan Kelvin Zhong.
"Tidak apa, siapa tahu anda tidak akan betah dalam waktu satu jam dan ini kartu akses masuk ke dalam aperteman untuk sementara ini, Jika anda betah. maka akan saya ganti kartu lain," jelas Kelvin Zhong yang masih ramah dengan tamu, setelah itu akan tertawa terpingkal-pingkal saat melihat wajah para penyewa apertement berlari ketakutan dan tidak pernah kembali lagi.
"Saya pasti akan betah," balas Agnes dengan penuh keyakinan tanpa tahu apa yang terjadi di dalam apertement yang akan ia tempati mulai hari ini.
Kelzin Zhong hanya membalas dengan senyuman ramah dan ia masih duduk di lobi apertemen untuk melihat wanita bernama Agnes akan lari ketakutan dan minta tolong padanya.
***
Agnes masuk ke dalam apertemen yang tertulis angka 3000 sesuai dengan kartu yang di serahkan oleh pria bernama Kelvin Zhong.
Saat masuk kedalam, Agnes merasa hawa menyeramkan dan matanya melihat isi apertement yang benar-benar mewah dari rumah Roy. Bukannya kagum atau histeris dan berselfie. Agnes segera masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan menarik handuk bersih yang di sebelahnya.
Sesaat Agnes melihat seseorang berwajah pucat di belakangnya dari arah cermin.
Deg
Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Akhirnya ia tahu kenapa apertemenya murah meriah dan boleh bayar belakangan.
"Ternyata oh ternyata, apertemen berhantu. Pantas aja tidak ada yang mau," batin Agnes yang berusaha mengontrol ketakutannya saat ini. Sambil berdoa dalam hati dan menganggap tidak melihat apapun barusan.