HAAASYIIII
Kali ini Agnes bersin dengan kuat ke arah hantu itu tanpa sengaja. alhasil wajah hantu itu yang semula pucat. Kini makin pucat melihat air ludah dan ingus terbang ke arah baju mahalnya. Karena terlambat menghindar karena mencibir kelakuan Agnes yang bersin tanpa etika.
"Akhirnya lega," ucap Agnes yang mengosok-gosok hidungnya berapa kali dan kembali menutup tutup toples yang kentang krispinya tetap garing.
Hantu itu murka hebat, melihat bajunya menjadi kotor.
Segala benda di sekitarnya bergerak tanpa berhenti.
Agnes menari sambil ketawa, untung menghilangkan rasa takutnya. Karena ia ngotot tidak mau pindah dari apertemen yang murah meriah ini.
"Horee…" ucap Agnes yang berdansa dengan gaya aneh yang semakin membuat hantu itu sakit kepala bukan main. Sehingga ia memilih pergi saja daripada meladenin orang gila.
"Nampaknya aku yang akan gila duluan," gumam hantu itu yang menghilang dari hadapan Agnes.
Agnes bernafas lega sambil menepuk-nepuk dadanya berulang-ulang kali. Sebenarnya ia hampir mati pingsan di tempat. Tapi memikirkan uangnya hanya sisa 250rb yang membulatkan tekatnya untuk tetap tinggal.
***
Dua jam berlalu, Kelvin Zhong melihat jam tangannya dengan dahi berkerut dalam.
"Tidak mungkin kan? Wanita itu mati di dalam, bisa-bisa jadi Nyonya Dracul?" batin Kelvin Zhong yang bergegas untuk mengecek keandaan Agnes di dalam apertemen Vlam Dracul di pintu nomor 3000.
Sesampai di dalam, Kelvin Zhong melihat meja yang tertata berapa menu makanan dan seorang wanita berjalan keluar dengan mengunakan baju mandi dan handuk melilit di kepalanya. Bahkan berjalan dengan sangat santai sekali.
"Lo Tuan Kelvin Zhong?" sapa Agnes yang berusaha mengingat, agar ia tidak salah menyebut nama pria tampan di depannya.
"Kamu tidak takut? Tidak di ganggu sama hantu?" tanya Kelvin Zhong yang menatapi Agnes dengan heran dan banyak pertanyaan di benaknya.
"Takut kenapa? Hantu, memangnya ada ya?" balas Agnes yang melihat ke kanan dan kekiri. Bahkan ke belakang juga.
Sikap Agnes benar-benar membuat hantu di belakang Agnes semakin emosi tinggi. Kali ini ia sudah menganti pakaiannya setelah di buat kotor oleh Agnes dengan ludah dan ingus menjijikan tersebut. Sedangkan Agnes seperti biasa, berpura-pura tidak melihatnya.
"Oh ya, tuan Zhong. aku memakai bahan makanan di dalam kulkas. apakah itu akan menambah biaya sewa apertement ini?" tanya Agnes yang memohon dengan mata berbinar-binar agar tidak di masukkan dalam biaya sewa.
Mata Kelvin Zhong melirik ke arah hantu tampan bernama Vlam Dracul. kemudian ke arah Agnes yang masih berharap jawabannya.
"Tidak termasuk, pakai saja sesuka hatimu. jika anda batal untuk melanjutkan sewa. tolong kasih tahu saya. biar saya secepatnya mengurus pergantian kartu hitam yang saya serahkan kepada anda barusan itu," jelas Kelvin yang masih ramah dan pamit dari hadapan Agnes.
Agnes menghela nafas lega, ia membiarkan hantu itu berceloteh memaki-maki pria bernama Kelvin Zhong tanpa tiada henti.
"Ngomong-ngomong di dalam lemari ada baju wanita tidak?" gumam Agnes yang bersiul berjalan ke arah kamar dan hantu itu semakin emosi tinggi.
"Hei jalang, jangan katakan kau mau memakai baju milikku?" pekik Vlam yang di tulikan oleh Agnes.
Dengan wajah bodoh dan menulikan telinganya. Agnes memakai kemeja Vlam dan celana pendek yang kebesaran. Ia mengikat kepala celana dengan tali dasi. Sebagai penganti ikat pinggang secara asal-asal. Kemudian kembali ke dalam kamar mandi untuk mengambil bajunya keluar untuk di jemur. Sedangkan Vlam menjedotkan dahinya di dinding lagi. melihat wanita kampungan yang merusak barangnya.
"Astaga, bajunya mesti di jemur di mana?" pekik Agnes histeris yang mengejutkan Vlam yang sedari menjedotkan kepalanya.
"Mana ada tempat jemuran bodoh, yang ada pakai mesin pengering?" pekik Vlam dengan suara keras di dekat telinga Agnes.
"Aku tidak tahu cara pakai mesin pengering baju, hiks. Lebih baik aku jemur dekat jendela saja," lirih Agnes yang lagi-lagi mencuekin keberadaan hantu yang sedari tadi menganggunya.
Vlam melihat Agnes benar-benar menarik tirai jendela yang tebal dan mahal, tanpa ada malunya. Ia mengantungkan pakaiannya di salah satu pengait tali tirai beserta pakaian dalam menghiasi bingkai jendela mahalnya.
Vlam merasa kepalanya sakit melihat tingkah wanita gila tersebut, ia memilih benar-benar kembali kedalam cermin kuno untuk istirahat. Daripada ia menjadi calon gila dan berpasangan dengan wanita gila bernama Agnes.
Agnes mengerakkan matanya berapa kali, ia tahu hantu itu masuk ke dalam cermin di ruang tamu. Yang merupakan cermin dengan ukiran gothic menakutkan.
"Ya tuhan, kuatkan lah imam hambamu. Agar mampu hidup di apertemen ini," doa Agnes dalam hatinya yang benar-benar sudah ketakutan sampai hampir pipis di dalam celana.
***
Pagi hari, Agnes keluar dari apertemen untuk meminta sandi pasword wifi apertemen. Karena ia tidak mampu beli kuata internet yang super mahal menurut Agnes yang yang kini sudah super miskin membahana.
Para sekuriti dan resepsionis di lobi pada melirik ke arah Agnes yang berjalan dengan santainya. Seolah-olah tidak terjadi apapun di dalam apertemen. Padahal semua pekerja pada tahu, pintu nomor 3000 ada penghuninya yang tak tampak mata yang selalu menganggu para pekerja atau penyewa sebelumnya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis ramah. Sekaligus penasaran bagaimana cara Agnes mengatasi hantu jahil di nomor 3000.
"Maaf mbak, boleh saya minta kode wifi. Soalnya di lantai atas tidak ada sinyal," alasan Agnes yang mau menghemat keuangan.
Resepsionis itu mencatat kode password wifi dan menyerahkan kepada Agnes.
"Terima Mbak," ucap Agnes yang menerima kertas dari tangan resepsionis. Kemudianberjalan ke arah lift tadi ia tidak bisa membukanya. Karena tombol lift memakai sidik jari.
Agnes berjalan mendekati salah satu sekuriti untu meminta bantuannya.
Sekuriti hanya berani mengantar Agnes sampai ke lantai 20. Sisanya ia tidak berani mendekati kamar pintu bernomor 3000 yang berhantu itu.