Vando baru saja akan menekan sebuah tombol di kunci mobilnya, sebelum kemudian sebuah tangan kekar menyahut kunci tersebut.
Gerakan yang familiar, derap kaki yang familiar, bau parfum yang amat Vando kenal. Itu Darrel, sosok yang paling ingin ia jauhi setelah Aaron saat ini.
"Apa lagi? Gue capek, Rel, dan gue pengen pulang, gue pikir gue bakal ngehubungi salah satu orang gue untuk ngontak kalian kalo gue udah pulang duluan nanti," cerocos Vando lelah.
Darrel tetap terdiam, dari sudut matanya ia mengamati genggaman Darrel semakin menguat pada kunci motornya.
"Ke mana?" tanya Darrel dingin.
Sebelah alis Vando terangkat, ia tak mengerti apa yang Darrel maksud. "Hah?"
"Ke mana lo?" ulang Darrel dengan tatapan yang semakin menusuk.