Zeana memeluk bantalnya dan bersandar pada dinding balkon, hawa saat malam itu bisa dibilang agak hangat. Dan Zeana mampu melewatinya hanya dengan piyama tipis.
Malam terakhir di Prancis, Zeana tak mau melewatkannya dengan tidur dan menyelam dalam samudra mimpi yang menurut orang-orang lebih indah dari pada dunia nyata.
Zeana tersenyum kecut, 'apa-apaan.. setiap gue tidur, bayangan-bayangan masa lalu meski kebayang, nusuk gue tanpa ampun, harusnya gue ga usah tidur aja sekalian, atau gue tidur dan ga usah bangun selamanya,' batin Zeana.
Zeana menatap gamang bintang-bintang yang menghiasi langit malam, indah, tapi Zeana lebih senang jika langit diisi dengan beberapa bintang dengan cahaya paling terang.
Zeana tak suka keramaian, tak terkecuali teman-temannya. Namun, ia bisa menahan rasa tak nyamannya jika ia berada di samping teman-temannya. Tidak, Zeana memang bisa menahan segala perasaannya jika dihadapkan pada sesuatu yang tidak di sukainya, bersama siapapun saat itu.