Chereads / Ustadz didin / Chapter 3 - jatuh miskin

Chapter 3 - jatuh miskin

"assalamualaikum uni nur "kata pak RT pasar lama pak nada.

waalaikum salam pak RT sambut uni menjabat tangan pak RT .

"sebelum nya saya turut berdukacita atas musibah yang menimpa uni nur, kami dan para warga sepakat uni yang mendapat kan arisan bulan ini pak untung juga memperbolehkan uni dan keluar ga tinggal dibekas kandang ayamnya ,listrik juga pak untung yang menanggung .oh ya uni nur bapak Sanan kabar nyakata pak RT 05pasar lama.

"bapak sudah mulai sadar tapi belum terlalu kuat fisik nya sekarang dia mulai menerima keadaan kita, sekarang anak anak bergantian yang menjaga bapak , sebentar lagi saya juga mau ketempat bapak ucap nureka.

"Alhamdulillah makasih ya pak atas kebaikan pak untung dan warga sini kata uni nur.

"hari Minggu warga mau gotong royong merapikan rumah uni nur yang baru biar layak untuk ditempatkan ini ada sedikit uang sumbangan dari warga beserta duit arisan semoga bisa sedikit membantu "kata pak RT05.kemudian pak nada pamit.

dirumah sakit pasar lama teman dan kerabat tak henti hentinya datang menjenguk pak Sanan.

"BPJS bapak masih berlaku tidak ya tanya uni nur pada iparnya sidi amin mantan kepala pasar lama.

"soal biaya rumah sakit uni tak usah khawatir biar saya yang bayar yang penting Uda Sanan sembuh"kata sidi amin.

mendengar ucapan seperti itu seperti setetes air di Padang tandus buat uni nur.

tak henti hentinya uni nur mengucapkan syukur di musibah besar seperti ini banyak yang mengulurkan tangan membantu.

"pendidikan salah seorang anak uni biar saya yang menanggung biayanya kapan perlu sampai ke perguruan tinggi "ucap Didi amin.

istrinya ayang Ida juga menyetujui hal itu.

sidi amin sudah hampir setengah abad menikah belum juga dikaruniai keturunan lima tahun belakangan dia pernah mengangkat anak orang asli sini ,sudah berumur sembilan tahun diambil kembali sama orang tua nya.

padahal sidii amin sudah terlanjur sayang sama anak itu.

semenjak kejadian itu sidi amin lebih suka membantu keluarga sendiri.

ketika semua sudah pada pulang perawat datang memeriksa keadaan pak sanan.

"bagaimana pak perasaanya "tanya perawat

"sakit dada saya sudah berkurang" kata pak sanan.

"lihat perkembangannya besok kalau ada kemajuan kemungkinan besar dua hari lagi sudah bisa pulang asal jangan banyak pikiran dan kaget saja "kata perawat.

" saya juga bosan buk tiduran terus saya orang nya tidak mau diam "kata pak Sanan.

"mudah mudahan besok tambah bagus kesehatan nya ya pak "kata perawat.

kemudian setelah selesai pemeriksaan pindah ketempat ke pasien yang lain.

dua hari kemudian pak Sanan sudah beres menunggu pemeriksaan terakhir.

pagi itu seperti biasanya setelah sarapan satu persatu pasien diperiksa lagi kesehatan nya.

"semua sudah bagus bapak sudah boleh pulang tinggal mengurus atminitrasi kata perawat.

kemudian atas nama pak sana ditunggu diruang atminitrasi kata salah satu perawat

kemudian nureka memperhatikan foto copy surat menyurat yang nantinya di butuhkan.

"ibu mau pakai BPJS atau duit kes" kata teller nya

BPJS saya masih bisa ga buk" tanya uni nureka.

"coba saya cek "kata teller kemudian uni nureka menyerahkan kartu BPJS yang sudah lusuh dikira tidak mungkin dipakai malah sebaliknya asuransi itu yang menanggung semua.

masih berlaku kok ,silakan ibu isi formulir ini kata teller rumah saki pasar lama.

setelah selesai mengisi formulir.

"berapa biaya nya buk "kata nureka.

"gratis buk kata teller nya.

"Alhamdulillah tak jadi merepotkan sidi amin pikir uni nureka, dia tidak mau merepotkan adik ipar nya itu walau dia sudah bersedia membantu.

diluar mobil di amin sudah menunggu

dengan dipapah bas dan safe'i dan nureka mereka diantar pulang ketempat tinggal yang baru bekas kandang ayam pak untung.

disana sudah menunggu beberapa anak buah jahit yang pernah bekerja sama pak Sanan.

walaupun bekas kandang ayam karena sudah diperbaiki dan dirobak lumayan buat di tinggal.

"silakan pak duduk dulu mudah mudahan betah disini "kata pak untung.

"kata pak RT anak pak Sanan ada empat mana anak bapak yang lain nya tanya pak untung.

"Pendi dan nahar ada dirumah saya" kata sidi amin.

"perkenalkan ini adik saya pak kata pak sanan pada pak untung.

kemudian sidi amin dan pak untung berjabat tangan.

pak Sanan mengumpulkan beberapa

anak buah jait nya yang masih setia di tempat tinggal yang baru itu.

yang lain sehabis menyaksikan kejadian yang menimpa pak Sanan dan keluarga ada yang pulang kampung ada juga melamar kerja ditempat lain ganti bos dan suasana.

"kalian gimana mau ikut saya apa mencari kerjaan di tempat lain.kalau mau buka tailor

lagi aku rasa nya tidak mungkin saya juga sudah jenuh juga sama menjahit saya mau peruntungan yang baru "kata pak sanan.

kurang dari sepuluh orang anak buah jait masih mau ikut pak Sanan.

"kemungkinan besar mulung barang bekas yang terlintas dalam pikiran ku kerja an yang tidak membutuhkan modal besar" kata pak sanan.

"bahan bahan yang terbakar kemaren harus saya ganti dikurangi asuransi sekitar sepuluh persen.kemungkinan tanah tempat rumah yang terbakar kemaren harus dijual buat bayar utang bahan jatuh tempo nya sebulan lagi kata pak sanan.

tak lama datang ayang Ida datang mengantarkan Pendi dan nahar setelah ayang Ida memberi salam dia ikut juga mendengar kan percakapan itu

"anak anak pindahkan sekolah SD nya dekat sini saja "kata pak sanan.

tiba tiba safe'i buka suara mendengar kan keputusan bapak nya .

"aku tidak mau pindah sekolah pak" kata safe'i.

"memang kenapa "tanya pak Sanan.

"aku sekolah nya tangung dua tahun lagi juga lulus lagi pula pindah ke sekolah negeri malu sama teman temannya saya . saya biasanya anak orang nomor dua terkaya seluruh kelas pindah ke sekolah gratisan "kata safe'i.

semua orang yang mendengar kan kaget tak menyangka anak yang masih SD ngomong begitu.

terutama pak untung yang baru kenal keluarga pak Sanan.

kalau yang lain sudah tak terlalu kaget memang diantara keempat anak pak Sanan cuma safe'i yang stelnya tinggi di tak mau hidup susah.

kamu kan lihat kita baru kena musibah untung saja bapak tak gila nak.toko baru diisi bahan boleh ngutang terbakar tak berselang lama rumah hangus tinggal puing.

sebentar lagi bapak ditagih buat bayar utang bahan , kita merintis lagi dari nol kata pak sanan.

"aku tetap tidak mau pindah sekolah "jawab safe'i

"kalau bisa kamu saja membiayai sendiri sekolah mu, kalau tak gara kamu mungkin kita tak sensara begini "kata pak sanan.

"kok saya yah disalahkan "protes safe'i.

"iya lah coba kamu bangun kan ayah malam itu mungkin kita tak rugi besar "kata pak sanan.

kemudian safe'i terdiam maksud baik nya tak disadari ayahnya.

"terserah ayahlah jawab safe'i.kemudian dia pergi meninggalkan rumah nya yang baru.

"hey mau kemana bapak belum selesai ngomong nya kata Pak sana.

safe'i tidak menggubris nya.

jangan begitu pak jangan terlalu keras dia belum paham arti hidup yang sebenarnya kata pak untung.

"nahar biar sama saya Uda biar saya saja yang menanggung sekolah nya kalau safe'i mau biar dua duanya saya yang sekolahkan ,

sukur bisa lanjut keperguruan tinggi kata sidi amin lagi. terserah anaknya saja jawab pak Sanan karena suasana makin memanas pak untung dan sisi amin pamit pulang.