"Isabella, kamu tidak menginginkan rumah itu lagi? Kalau kamu tetap sebodoh ini, jangan salahkan aku kalau aku bertindak kejam. Kamu yang menghancurkan peninggalkan ibumu. Kamu yang telah menguburkannya dengan kedua tanganmu sendiri!"
Setiap kata yang keluar dari mulut Haikal menusuk hati Ella.
Peninggalan ibunya itu benar-benar berharga. Mana mungkin Ella tidak menginginkannya? Tetapi apa pun yang terjadi, Ella tidak akan mau kembali pada pria brengsek di hadapannya ini, pria yang telah membunuh anaknya!
Ia merasa sakit hati, tetapi senyum di bibirnya tidak berubah.
"Pertama-tama, tolong berhenti memanggilku Isabella," mata Ella terlihat tajam saat mengatakannya. Ia sudah muak mendengar namanya itu keluar dari bibir Haikal. Rasanya ia mual dan ingin muntah.
"Kedua, kamu dan adikku belum menikah. Apakah kamu tahu artinya itu?" lanjutnya.