"Selamat pagi, Haikal."
Di sisi lain, mendengar suara Ella yang lembut, Haikal merasa hatinya nyaman. Ia membawa ponselnya di tangannya, sementara ia berjalan ke kursi kerjanya yang besar. Matanya sedikit memicing, menunjukkan niat licik.
"Mengenai apa yang terjadi kemarin, haruskah kita bertemu untuk mengobrol?"
Tanpa sadar, Ella mengepalkan tangannya. Tetapi ia teringat dengan kata-kata Christian kemarin malam. Pria itu tidak ingin ia melukai tangannya lagi sehingga ia melepaskan genggamannya. "Kamu terlihat sangat percaya diri bisa mendapatkan rumah itu dari adikku," katanya sambil tersenyum.
"Apakah kamu tidak percaya padaku?" Haikal terlihat santai. "Indri sangat mencintaiku. Kamu sendiri juga tahu itu. Selama aku menginginkannya, selama aku memintanya, ia akan memberikan semuanya kepadaku. Bagaimana pun juga, aku adalah Haikal Adisurya."