"Budi, kita bukannya tidak punya cara untuk bisa selamat. Tetapi aku membutuhkan uang untuk membantumu." Setelah Merry mengatakan ini, ia menatap Budi dengan sungguh-sungguh.
Melalui jendela kaca, Budi juga sedang memandang Merry saat ini. Ia tidak kehilangan semua kemampuannya untuk berpikir hanya karena ia berada di lingkungan seperti itu.
Ia tahu wanita macam apa Merry itu.
Mungkinkah pada saat seperti itu, ia benar-benar bersedia berbagi kesulitan dengannya dan dengan tulus bersedia membantu dirinya?
Tapi saat melihat penampilannya...
Budi tidak terburu-buru untuk menjawab dan Merry tidak terburu-buru untuk meminta jawaban.
Bagaimana pun juga, di saat seperti ini, bukan ia yang harus cemas.
Properti di tangan Budi adalah apa yang paling ia inginkan sekarang. Kalau Budi tidak berniat memberikannya, ia akan menjual rumahnya.
Hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini.