Ella merasa senang saat melihat Budi dan Merry yang tidak akur. Semakin mereka kacau, Ella akan merasa semakin bahagia.
Ia tidak ingin mendengarkan pertengkaran yang tidak penting itu lagi dan berbalik sambil bersenandung, berjalan ke arah kamar tidurnya.
Ia melihat surat wasiat di tangannya seperti sedang tersihir.
Ia berpikir sejenak dan kemudian mengambil sebuah bolpen. Ia menggambar wajah ibunya di atas sebuah kertas.
Saat gambar itu hampir selesai, jam sudah menunjukkan hampir tengah malam.
Kemampuan menggambarnya memang sangat bagus. Irena yang ada di atas kertas itu sedang tersenyum dengan lembut, seolah ia telah melakukan perjalanan melalui waktu, dari masa lalu ke masa sekarang.
Matanya basah.
TOK-
Sebuah suara yang aneh terdengar di telinga Ella. Jantung Ella menegang dan tanpa sadar tangannya yang memegang bolpen menjadi semakin erat.
Ia tidak berani bersuara sedikit pun.