"Indri, Indri, bangun!" teriak Merry dengan panik. "Apakah anak di perutmu baik-baik saja?"
Tepat setelah ia mengatakannya, genangan darah mengalir keluar dari tubuh Indri.
"Ahhh!" sebuah teriakan susulan terdengar.
Merry melihat darah di bawah Indri dengan tatapan terkejut sekaligus tidak percaya. Kalau darahnya keluar begitu banyak, berarti anak itu telah mati. Indri telah keguguran?
Tetapi ini tidak sesuai dengan rencana mereka!
Budi langsung merasa kesal saat melihat kejadian ini. Hal pertama yang ia rasakan di hatinya bukanlah kekhawatiran terhadap Indri yang merupakan anaknya, atau pun anak di dalam kandungan Indri yang merupakan cucunya.
Ia merasa kesal!
"Dasar wanita jalang. Bagaimana bisa kamu kehilangan anak itu! Apa kamu sadar apa yang telah kamu perbuat!" Budi merasa seperti menggila saat melihat genangan darah di lantai.
Ini sudah berakhir!
Semuanya sudah berakhir!