"Aku bilang sekali lagi, ya! Ayah dari anakku itu Liam. Menjauhlah dariku!" teriak Indri dengan penuh kemarahan.
Sudah dua kali pria ini menghubunginya dan sudah dua kali ia mengusirnya, tetapi pria ini tidak menyerah juga. Apakah ia sudah gila?
Sementara itu, di seberang telepon, Liam yang mendengar teriakan mengerutkan keningnya dalam-dalam. Selama ini ia yakin bahwa Indri berbohong padanya.
Mereka berdua tidak pernah berhubungan dan anak di dalam kandungan Indri bukanlah anaknya.
Liam tidak mempertanyakan atau pun membongkar kata-kata Indri tadi. Ia hanya menyimpan keraguannya itu di dalam hati.
Saat Indri mendengar suara Liam, ia langsung terkejut setengah mati. Ternyata orang yang meneleponnya Liam, bukan pria gila itu!
Indri terdiam sejenak dan mengingat kembali apa yang ia katakan sebelumnya. Setelah berpikir sesaat, ia merasa bahwa tidak ada yang salah dengan kata-katanya tadi sehingga ia merasa tenang.