"Liam, aku sangat takut. Anak kita hampir saja mati …" bisik Indri dengan suara lirih. Suaranya itu terdengar lemah seolah berusaha untuk mengambil simpati dari Liam.
"Apakah kamu yakin anak itu adalah anakku?" pertanyaan Liam membuat Indri membeku sejenak, tetapi ia segera kembali normal. Ia sudah memikirkan bahwa akan ada begitu banyak orang yang mempertanyakan hal ini sehingga ia sudah mempersiapkan diri.
Ia memandang wajah Liam dengan tatapan sedih dan berkata, "Apakah kamu pikir aku berbohong padamu?"
Indri terlihat benar-benar tulus.
Ia sudah melatih ekspresi ini berulang kali sehingga ia menjadi sangat mahir. Bahkan Liam pun tidak bisa menemukan cela sama sekali dalam ekspresi tersebut seolah Indri benar-benar sedang mengandung anaknya.
"Berapa banyak yang kamu ingat tentang hari itu?" Liam berpikir sejenak dan memutuskan untuk menanyakannya langsung kepada orang yang terlibat.