Di restoran hotel, Indri memandang makanan yang tersaji di hadapannya dengan senyum aneh di wajahnya.
Minuman di cangkir Liam tersisa setengah.
Nadia bilang bahwa ia memasukkan obat di dalam minuman Liam itu. Selama efek obat tersebut bekerja, Liam akan segera menjadi miliknya!
Liam langsung menyadari ada sesuatu yang salah dengan senyum di wajah Indri. Setelah membahas mengenai pekerjaan dan, ia segera bangkit berdiri dan pergi.
"Aku ada urusan yang mendesak. Kalian berdua bisa melanjutkan makannya dengan tenang. Biar aku yang membayarnya."
Tatapan Nadia yang tertuju pada Liam terlihat sangat tenang, tanpa menunjukkan keanehan sedikit pun. "Baiklah, hati-hati di jalan."
Ia bahkan sama sekali tidak khawatir saat Liam hendak pergi dari sana.
Liam mengerutkan keningnya. Apakah ia yang terlalu cemas? Apakah ia hanya berprasangka buruk?
Sebaliknya, Indri langsung panik. Ia bangkit berdiri dan berkata, "Mengapa kamu pergi begitu cepat?"