"Apakah kamu sudah melihat berita?" suara Indri terdengar sedih. "Kakakku memiliki hubungan yang baik denganmu. Bisakah kamu membantuku?"
Indri menunggu sejenak tetapi tidak mendapatkan jawaban dari Liam.
Ia segera mencari ide di otaknya agar bisa menarik perhatian pria yang satu ini. "Liam, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Semua ini memang salahku. Tidak seharusnya aku emosi dan menantang kakakku seperti itu. Sekarang, keluarga dan perusahaanku dalam kondisi yang bahaya. Aku benar-benar putus asa. Kakakku juga tidak mau memaafkan aku. Liam, kamu kan memiliki hubungan yang baik dengan kakakku. Bisakah kamu membantuku untuk berbicara dengannya?"
Indri mengatakannya dengan setulus mungkin. Bahkan terdengar isakan seolah ia benar-benar menyesali semuanya.
Namun, Liam hanya mengerutkan keningnya dengan jijik. "Apakah semua ini ada hubungannya denganku?"