"Ayah, bukankah ayah bilang padaku akan memberiku sebuah rumah saat aku menikah dengan Haikal? Apakah ayah mengingatnya?" kata Indri dengan hati-hati.
"Mengapa kamu membicarakan tentang itu?" Suara Budi terdengar dingin, membuat Indri merasa takut. Ia mengepalkan tangannya dan melanjutkan, "Ayah, aku sangat menyukai rumah itu. Apakah ayah bersedia memberikannya kepadaku?"
Haikal yang berdiri di samping Indri tersenyum dengan sangat lebar. Ia mendengarkan pembicaraan di telepon itu dengan tatapan penuh harap.
Ia hanya membutuhkan jawaban iya dari Budi dan ia akan mendapatkan Ella!
Namun sayangnya, Budi mendengus dengan dingin. "Untuk apa? Rumah itu tidak berguna bagimu. Kamu kan masih tinggal di rumah Haikal sekarang. Untuk apa rumah tiu? Kamu kan tidak perlu keluar dari rumah Haikal."