"Untuk apa aku memaksa wanita? Haikal, di kota ini, semua wanita bermimpi untuk menikah denganku," kata Christian dengan penuh kepercayaan diri. Tidak ada rasa malu sedikit pun saat ia mengatakannya.
Haikal ingin melawan apa yang Christian katakan. Tetapi apa yang bisa ia katakan kalau apa yang Christian ungkapkan barusan itu adalah kebenaran?
Ella menyandarkan tubuhnya di pelukan Christian, terlihat seperti wanita yang manja dan penurut. Ia mengangkat kepalanya dan memandang pria yang memeluknya. "Aku kepanasan di sini. Ayo kita masuk."
Christian menundukkan kepalanya dan memandang wajah Ella yang berkeringat dan sedikit memerah. Walaupun ia masih sangat marah, ia berusaha untuk menahan dirinya.
"Baiklah," suara Christian terdengar di telinganya. Tanpa sadar, Ella menghela napas lega.
Pikiran Christian terlalu sukar untuk dipahami. Ella tahu betul bahwa Christian sedang marah sekarang, tetapi pria itu tidak mengatakan apa pun dan menuruti permintaannya.