Nadia mengerutkan bibirnya dan berkata dengan memelas. "Aku hanya khawatir padanya. Bagaimana pun juga, akhir-akhir ini media terus menerus menyerangnya. Dan kakek … Kamu tahu kakek tidak akan melepaskannya begitu saja."
Nadia berupaya agar terlihat tulus.
Karena Christian peduli pada wanita itu, ia harus terlihat seperti peduli padanya juga untuk mengambil hati Christian.
Tatapan Christian menyapu Nadia, membuat wanita itu terkesiap. Nadia kembali berkata, "Aku itdak bermaksud apa pun, Tian. Aku hanya menganggapmu sebagai teman. Di rumah kakek saat itu aku hanya bercanda. Kamu tidak menganggapnya serius, kan?"
Setelah mengatakannya, wajah Nadia terlihat sedikit merona. "Kamu bukan tipe pria yang aku inginkan. Aku juga tahu bahwa pria seperti kamu tidak akan cocok untukku. Jadi, aku hanya menganggapmu sebagai teman dan tidak lebih dari itu. Aku kembali kali ini hanya untuk bekerja sama denganmu. Itu saja."