"Dasar pria sialan …" gerutuan itu terlontar dengan suara yang pelan seperti bisikan, tetapi karena heningnya ruangan itu, Christian bisa mendengarkannya.
Ella merasa bulu kuduknya langsung berdiri begitu menyadari keberadaan Christian di sana. Sepertinya lain kali ia harus menjaga mulutnya baik-baik atau bahkan menjahitnya.
Mulutnya ini malah menyulitkannya!
Ia gemetaran, bukan hanya karena ia membenci rumah sakit, tetapi juga karena keberadaan sosok yang menyeramkan itu. Haruskah Christian memasang tampan menyeramkan seperti ini?
Ia hanya sedikit mengeluh karena kekejaman pria ini, apakah salah? Mengapa pria ini pelit sekali!
Dalam hati, Ella berpikir demikian, tetapi ia tidak berani mengutarakan satu patah kata pun.
Dengan senyum di wajahnya, Ella memandang ke arah Christian. "Terima kasih karena tidak membunuhku."
Terima kasih. Benar, terima kasih!
Pria sialan ini hampir saja mengirimkannya ke liang kubur!