"Aku memberimu satu kesempatan lagi." Christian memandang sekretaris muda di hadapannya dengan dingin. Ia sudah tahu bahwa bukan wanita ini yang pergi ke rumahnya untuk mengambil dokumennya karena sekretaris muda ini kembali ke ruangannya dan duduk di mejanya, tidak mengerjakan perintah Christian.
Sementara itu, ada sosok yang tidak ia temukan di ruangan sekretaris yaitu kepala sekretarisnya.
"Tu-Tuan …" sekretaris muda itu gemetaran. "Kak Laras yang menggantikan saya untuk …"
Christian memandang sekretaris muda itu dengan tatapan datar. Tetapi semakin datar ekspresinya, sekretaris muda itu semakin ketakutan. Bahkan ia bisa merasakan suhu di ruangan itu terasa lebih dingin dibandingkan sebelumnya.
"Pergilah ke bagian keuangan untuk mengambil gaji terakhirmu."
"Tuan …" sekretaris itu memandang Christian dengan tidak percaya.